WahanaNews.co | Aksi demonstrasi di Sudan akibat kudeta yang terjadi Oktober 2021 lalu berakhir ricuh.
Akibatnya 15 demonstran tewas dan puluhan lainnya terluka dari ribuan orang yang turun ke jalanan di beberapa kota besar di Sudan pada Rabu (18/11/2021).
Baca Juga:
TKN Prabowo-Gibran Pamer Sukses Program Makan Gratis Siswa di India dan Sudan
Demo yang digelar di ibu kota Khartoum dan kota kembar Bahri dan Omdurman berubah mencekam usai aparat melepaskan peluru tajam ke arah demonstran.
Aksi kekerasan dilakukan untuk membubarkan demo yang mengakibatkan 15 orang warga tewas dan puluhan lainnya terluka.
Penambahan 15 orang tersebut membuat jumlah korban jiwa sejak kudeta terjadi di Sudan mencapai 39 orang.
Baca Juga:
Sebanyak 4,8 Juta Warga Ngungsi Akibat Bentrokan Militer Sudan dan RSF
Tudingan penggunaan peluru tajam dibantah pihak kepolisian. Mereka memastikan, akan menginvestigasi tewasnya belasa demonstran tersebut, demikian dikutip dari AlJazeera.
Keterangan kepolisian dibantah keras Komisi Pusat Dokter di Sudan. Mereka memastikan punya bukti kuat penggunaan peluru tajam untuk menewaskan demonstran.
Demo pada Rabu ini tak cuma digelar menolak kudeta. Massa menuntut pemerintahan di Sudan dikembalikan ke sipil serta otak kudeta ditangkap.
Sudan sendiri sehabis kudeta kondisinya masih mencekam. Otak kudeta Jenderal Fattah al-Burhan telah memberlakukan situasi darurat.
Demi meredam demo dan kekerasan, al-Burhan berjanji pemerintahan transisi Sudan akan diisi oleh sipil dan militer. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.