Lockdown ini merupakan contoh penerapan kebijakan nol penularan Covid di China sebagai jurus Negeri Tirai Bambu menangani pandemi.
Dengan kebijakan itu, pemerintah mendandalkan kebijakan isolasi dan lockdown guna menghentikan rantai penularan Covid-19 di suatu daerah. Namun, kebijakan ini tentu mengganggu kehidupan dan perekonomian masyarakat negara itu setiap kali klaster Covid-19 baru muncul.
Baca Juga:
Kekhawatiran Pakar soal Kombinasi Covid-19 Delta dan Omicron
Pada Senin (15/11), Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan 32 kasus baru penularan lokal selama 24 jam sebelumnya, 25 kasus baru ini berasal dari Dalian.
Dalian memang menjadi salah satu kota di timur laut China yang mengalami peningkatan infeksi Covid-19 lebih cepat dibandingkan wilayah lainnya dalam sepekan terakhir.
Beberapa kota di sekitar Dalian, seperti Dandong, Anshan dan Shenyang, menerapkan aturan bahwa orang-orang yang datang dari Dalian wajib dikarantina di fasilitas terpusat selama 14 hari sebelum mereka dapat berkeliaran di kota-kota tersebut.
Baca Juga:
Ilmuwan Konfirmasi Varian Baru Covid-19 Merupakan Mutasi dari Delta dan Omicron
China bahkan disebut tengah mengalami wabah Covid-19 varian Delta terparah sejak awal pandemi.
Berdasarkan perhitungan data resmi pemerintah China oleh Reuters, selama 17 Oktober hingga 14 November, ada kenaikan kasus sebanyak 1.308 kasus infeksi Covid-19 lokal.
Jumlah itu mengalahkan ini membalap 1.280 kasus infeksi Covid-19 lokal selama musim panas kemarin.