Petani Suriah, Ahmad Suleiman al-Rashid, mengatakan mengairi ladang kapas, bayam dan dari Efrat. Ia sadar risiko tanaman terkontaminasi.
"Tidak ada stasiun penyaringan air, kami minum air yang tidak steril dan tidak mengandung klorin dan mengandalkan Tuhan untuk perlindungan," katanya
Baca Juga:
Presiden AS Joe Biden: Tidak Menginginkan Perang Meluas di Timur Tengah
Setelah perang di Suriah, banyak instalasi pengolahan air rusak, stasiun pompa dan sepertiga menara air juga tak berfungsi.
"Apa lagi yang bisa kita lakukan? Pihak berwenang yang harus disalahkan," ujar Rashid.
Saat dia berbicara, sebuah truk berkarat memompa air dari sungai Efrat yang hijau dan keruh.
Baca Juga:
Gempuran Israel di Damaskus Berujung Kematian 4 Prajurit Garda Revolusi Iran
"Kami tahu airnya tercemar tapi kami tetap meminumnya. Kami tidak punya pilihan lain," ucap Rashid lagi. [gun]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.