Mereka berharap PA dapat memainkan peran kunci dalam upaya penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Desakan untuk melakukan reformasi meningkat setelah pecahnya perang di Gaza, yang telah berlangsung lebih dari 18 bulan.
Baca Juga:
Pejabat Palestina Kritik AS dan Sekutu Terkait Penangguhan Pendanaan UNRWA
Perang tersebut melibatkan pertempuran sengit antara Hamas, rival utama PLO, dan Israel, serta menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza.
Amerika Serikat mendukung gagasan pemerintahan PA yang direformasi untuk mengelola Gaza pascaperang.
Negara-negara Teluk, yang kemungkinan besar akan menjadi sumber utama dana rekonstruksi Gaza, juga mendorong perubahan besar dalam struktur PA.
Baca Juga:
Eror Lagi, Rudal Iron Dome Milik Israel Hantam Tel Aviv
Sementara itu, Israel, yang menyatakan tujuannya menghancurkan Hamas, menolak melibatkan PA dalam pengelolaan Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan penolakannya terhadap pembentukan Negara Palestina.
Hamas, yang mengusung ideologi Islam militan, telah menguasai Gaza sejak 2007 setelah mengalahkan PA dalam konflik bersenjata menyusul kemenangan mereka di pemilu 2006. Hamas juga memiliki pengaruh kuat di Tepi Barat.