WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah kini benar-benar di ambang perang besar. Meski sempat menyatakan tidak terlibat, Amerika Serikat ternyata turun langsung membantu Israel dalam menahan gempuran balasan dari Iran.
Fakta ini mempertegas posisi AS di balik layar konfrontasi yang semakin panas antara dua musuh bebuyutan tersebut.
Baca Juga:
Kirim Marinir ke Los Angeles, Trump Malah Picu Kekacauan Lebih Parah
Melansir Times of Israel, sistem pertahanan udara dan kapal perang milik Amerika Serikat ikut ambil bagian dalam mencegat rudal balistik yang ditembakkan Iran ke Israel pada Jumat (14/6/2025).
“AS punya pertahanan rudal berbasis darat dan sistem pertahanan udara di Timur Tengah yang mampu mencegat rudal balistik yang ditembakkan Iran. Kapal perusak AL di Laut Mediterania juga menembak jatuh rudal Iran yang menuju Israel,” kata seorang pejabat AS.
Amerika juga mengalihkan sejumlah besar sumber daya militernya ke wilayah tersebut, termasuk memerintahkan kapal perusak USS Thomas Hudner untuk segera bergerak dari bagian barat Laut Mediterania ke arah timur.
Baca Juga:
Duel di Atas Awan: F-35 Amerika Vs Su-57 Rusia, Mana yang Lebih Mematikan?
Kapal perusak kedua juga telah diberi instruksi untuk siap digerakkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan Gedung Putih.
Jet-jet tempur AS dilaporkan berpatroli di langit Timur Tengah untuk menjaga pangkalan-pangkalan militer dan personel Amerika di kawasan rawan konflik ini.
Jumlah pasukan AS yang disiagakan juga mengalami peningkatan signifikan: dari sekitar 30 ribu menjadi 40 ribu personel.
Aksi balasan Iran dilakukan tak lama setelah Israel melancarkan serangan udara besar-besaran pada Jumat dini hari ke sejumlah titik strategis di Iran, termasuk fasilitas militer, persenjataan, hingga pusat penelitian nuklir.
Serangan tersebut juga menewaskan sejumlah pejabat militer dan ilmuwan penting Iran.
Iran pun langsung membalas di malam harinya, dan kembali meluncurkan rudal pada Sabtu dini hari.
Dalam dua hari saling gempur itu, total korban jiwa diperkirakan mencapai lebih dari 80 orang di pihak Iran, dan beberapa korban sipil di Israel.
Menanggapi situasi yang makin memburuk, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyatakan bahwa negaranya tak terlibat langsung dalam serangan awal Israel terhadap Iran, meski sudah mengetahui rencana tersebut sebelumnya.
“Malam ini, Israel mengambil tindakan sepihak terhadap Iran. Kami [AS] tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan AS di kawasan tersebut,” ujar Rubio.
“Israel memberi tahu kami bahwa mereka yakin tindakan ini diperlukan untuk membela diri,” tambahnya.
Dengan kehadiran kapal perang, sistem pertahanan udara, dan puluhan ribu tentara di garis depan, langkah AS ini menandai eskalasi paling serius sejak konflik terbuka meletus.
Dunia pun kini menahan napas menanti: akankah perang regional ini meluas menjadi konflik global?
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]