WahanaNews.co | Usai didiagnosis menderita kanker prostat, seorang pria Amerika Serikat (AS) berusia 50 tahun, mendadak bicara dengan logat Irlandia kental. Padahal, ia belum pernah mengunjungi negara itu.
British Medical Journal melaporkan, pasien tersebut diduga menderita sindrom aksen asing atau FAS.
Baca Juga:
Dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo: Nyeri Pinggang Bukan Pertanda Gagal Ginjal
Sindrom langka tersebut membuat pria itu, yang tidak memiliki keluarga dekat asal Irlandia, sebuah "logat" yang akan tetap ada sampai ia meninggal.
Beberapa kasus serupa telah dicatat secara global dalam beberapa tahun terakhir.
Kasus ini dipelajari dan dilaporkan bersama oleh Duke University di North Carolina dan Carolina Urologic Research Center di South Carolina.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Tangerang Minta RSUD Tangani Kasus Kompleks Tanpa Rujukan Eksternal
"Sepengetahuan kami, ini adalah kasus pertama FAS yang dijelaskan pada pasien dengan kanker prostat dan yang ketiga dijelaskan pada pasien dengan penyakit yang berbahaya," kata penulis laporan tersebut seperti dikutip dari BBC, Minggu (19/2/2023).
Sebagian besar ciri-ciri identitas pria tersebut, termasuk nama dan kewarganegaraannya, tidak dimasukkan dalam laporan tersebut.
Dikatakan dia sempat tinggal di Inggris pada usia 20-an dan memiliki teman dan anggota keluarga jauh dari Irlandia. Tetapi mereka menambahkan bahwa sebelumnya dia tidak pernah berbicara dengan logat asing.
"Logatnya tidak terkendali, hadir di semua tempat dan secara bertahap menjadi kental," kata para peneliti dalam laporan mereka, menambahkan bahwa itu pertama kali dimulai 20 bulan setelah perawatannya.
Meski kondisinya semakin memburuk, logatnya tetap ada hingga ia meninggal beberapa bulan kemudian.
"Dia tidak memiliki kelainan pemeriksaan neurologis, riwayat kejiwaan atau kelainan otak MRI pada awal gejala," kata laporan itu.
"Terlepas dari kemoterapi, kanker prostat neuroendokrinnya berkembang mengakibatkan metastasis otak multifokal dan kemungkinan kelumpuhan naik paraneoplastik yang menyebabkan kematiannya," sambung laporan itu.
Para peneliti menduga perubahan suara itu disebabkan oleh kondisi yang disebut gangguan saraf paraneoplastik (PND).
PND terjadi ketika sistem kekebalan pasien kanker menyerang bagian otak mereka, serta otot, saraf, dan sumsum tulang belakang.
Melansir Sindonews, orang lain yang menderita FAS telah menjelaskan kepada BBC perasaan gelisah mendengar "orang asing di rumah" setiap kali mereka berbicara.
Pada tahun 2006, wanita Inggris Linda Walker menderita stroke dan mendapatkan bahwa logat Geordie-nya telah digantikan oleh suara yang terdengar Jamaika.
Salah satu kasus pertama yang dilaporkan terjadi pada tahun 1941 ketika seorang wanita muda Norwegia mendapatkan logat Jerman setelah terkena pecahan bom selama serangan udara Perang Dunia Kedua.
Dia dijauhi oleh penduduk setempat yang mengira dia adalah mata-mata Nazi. [eta/sindonews]