WahanaNews.co | Dalam beberapa bulan terakhir ini jumlah Pekerja Seks Komersial (PSK) di Inggris membludak. Hal ini diketahui dari data terbaru English Collective of Prostitution yang menunjukkan adanya tambahan 1/3 wanita menjadi pekerja prostitusi sejak awal Juni lalu.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut dipicu oleh tekanan ekonomi. Seperti diketahui, Inggris mengalami krisis ekonomi yang membuat sejumlah harga bahan kebutuhan pokok menjadi tidak terjangkau oleh sebagian kalangan.
Baca Juga:
Pria Paruh Baya di Gresik Tewas Mendadak di Warkop Pangku, Ditemukan Obat Kuat
"Krisis biaya hidup sekarang mendorong wanita menjadi pekerja seks dengan berbagai cara. Apakah itu di jalan, di tempat atau online," kata Juru Bicara Niki Adams, dimuat Sky News, dikutip Rabu (23/8/2022).
"Secara keseluruhan apa yang kami lihat adalah orang-orang datang ke pekerjaan itu karena sudah putus asa."
Ia pun memberikan contoh nyata. Adams menuturkan seorang ibu dengan empat anak kini menjadi PSK pasca kehilangan uang dan tak masuk dalam daftar salah satu penerima bantuan tunai di Inggris, Universal Credit.
"Dia tidak memiliki kapasitas untuk bekerja secara indoor (hal yang legal di Inggris), meskipun itu akan jauh lebih aman dan dia lebih menyukainya," tegasnya lagi.
Baca Juga:
Bayar PSK Pakai Uang Palsu Rp1,5 Juta, Kedok Pria di Mamuju Terbongkar
Banyaknya wanita yang memutuskan menjadi PSK menimbulkan masalah baru. Sebab, banyak dari mereka yang pada akhirnya tak mampu melindungi diri dari kekerasan dan eksploitasi.
Bahkan, Adams menyebut seringkali para PSK wanita ini berada di lingkungan pekerjaan yang membahayakan nyawa mereka.
Inggris sendiri mencatat inflasi yang mencapai 10% di Juli, tertinggi dalam 40 tahun. Harga energi dan makanan melonjak tajam sehingga nyaris tak terjangkau.
Kondisi yang sudah parah itu diprediksi akan makin memburuk. Tingkat inflasi Inggris diperkirakan bisa tembus 18% pada 2023.
Menurut Adams, krisis yang tengah melanda Inggris saat ini juga memaksa para perempuan yang sudah meninggalkan bisnis seks kembali menjadi PSK karena tak punya pilihan lain.
"Mereka didorong kembali ke sana karena mereka kehilangan apa yang disebut pekerjaan 'lurus' selama Covid atau mereka tidak mampu menutupi apa yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup," katanya. [rin]