Pada puncak musim migrasi, Teluk Manila adalah rumah bagi 90 spesies burung air, termasuk spesies yang menjadi perhatian konservasi internasional yang menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar.
Selain itu, para ilmuwan Marince Science Institute memperingatkan bahwa menghirup partikel debu dolomit yang halus dalam waktu yang lama dapat "menyebabkan efek kesehatan kronis”.
Baca Juga:
Patroli Personel Sat Samapta Polresta di Pantai Pasir Putih dan Mesjid Raya
Efeknya bisa menyebabkan ketidaknyamanan di dada, sesak napas, dan batuk. Mereka juga memperingatkan butiran pasir dolomit akan terkikis selama badai dan mengalir ke laut.
Dihujani Kritikan Pedas
Pakar lingkungan mengatakan menutupi pantai dengan pasir buatan tidak mengatasi masalah teluk yang sebenarnya.
Baca Juga:
Danramil Aradide Jadi Korban Pembantaian Keji OPM, TNI: Pelanggaran HAM Berat!
Torres dan yang lainnya percaya bahwa cara terbaik untuk membersihkan Teluk Manila bukanlah dengan menambahkan apapun, melainkan membersihkan sampah dan polusi.
Pasir putih buatan di pantai Manila pun nampaknya telah tertiup oleh badai baru-baru ini. DENR mengklaim pasir tidak terhanyut, tetapi mengatakan bahwa pasir keabu-abuan, batu, dan material lainnya menumpuk begitu saja di atas pasir dolomit.
Orang-orang di Manila telah menggunggah foto yang menunjukkan kondisi pantai yang rusak akibat badai.