"Saya tidak tahu apa-apa tentang hal semacam ini,"
kata pemimpin Rusia itu, berbicara dari Kremlin. "Itu hanya sampah omong
kosong."
Putin lantas menggambarkan Biden sebagai "pria peniti
karir" yang telah menghabiskan hidupnya dalam politik.
Baca Juga:
Dipenjara di Iran, Warga AS Mogok Makan Memohon Biden Prioritaskan Kasusnya
Meskipun dia menggambarkan hubungan dengan Amerika Serikat
tengah "memburuk ke titik terendah dalam beberapa tahun terakhir,"
namun Putin berharap dia dapat bekerja sama dengan Biden. Ia pun berharap Biden
tidak seimpulsif pendahulunya, Donald Trump.
"Saya percaya bahwa mantan presiden AS Trump adalah
pribadi yang luar biasa, individu yang berbakat ... Dia adalah individu yang
penuh warna. Anda mungkin menyukainya atau tidak. Tapi dia tidak berasal dari
pemerintahan AS," kata Putin seperti dikutip NBC.
"Saya memiliki harapan besar...tidak akan ada gerakan
impulsif atas nama presiden AS yang sedang menjabat," katanya berdasarkan
terjemahan NBC News.
Baca Juga:
Joe Biden Janjikan Rp 300 Triliun, ESDM Siapkan ini
Biden berencana untuk menyampaikan berbagai keluhan AS, termasuk
atas dugaan campur tangan dan peretasan pemilu Rusia, dalam pertemuan puncak
dengan Putin pada hari Rabu di Jenewa. Pertemuan ini sekaligus mengakhiri
perjalanan luar negeri pertama presiden baru itu.
Putin secara terbuka mengakui ia memang mendukung Trump pada
pemungutan suara 2016. Pasalnya, Trump sebelumnya sempat mengutarakan kekaguman
terhadap pemimpin Rusia tersebut. Lantas, pada pertemuan puncak pertama mereka,
Trump tampaknya menerima bantahan Putin telah ikut campur tangan dalam pemilu
AS.
Menurut pewawancara Keir Simmons, Putin juga membantah
mengetahui serangan siber di Amerika Serikat, dan meminta Biden untuk membuat
kesepakatan dengan Rusia di dunia maya. [qnt]