WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan Israel ke jantung pertahanan Iran memasuki babak baru yang lebih berani dan terorganisir. Untuk pertama kalinya, aksi Mossad tak hanya berlangsung di balik bayang-bayang, tapi dipertontonkan melalui rekaman yang diklaim menunjukkan operasi rahasia di wilayah musuh.
Situasi ini mengindikasikan eskalasi serius yang dapat memicu konflik lebih luas di kawasan.
Baca Juga:
Israel Dihujani Rudal Iran: Warga Panik, Ledakan Demi Ledakan Guncang Tel Aviv
Badan intelijen Israel, Mossad, merilis rekaman yang disebut sebagai bukti operasi terhadap sistem pertahanan udara dan peluncur rudal balistik Iran.
Menurut seorang pejabat Israel yang dikutip oleh The Times of Israel, Mossad membangun pangkalan rahasia pesawat nirawak peledak di dalam wilayah Iran khusus untuk melancarkan serangan dini hari.
Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa drone-drone tersebut ditujukan untuk menghancurkan peluncur rudal balistik di pangkalan dekat Teheran.
Baca Juga:
Iran Rontokkan Jet Tempur Israel, Pilot Perempuan Ditangkap Hidup-hidup
Tujuannya adalah mencegah Iran menembakkan proyektil ke arah Israel saat operasi militer dimulai pada pagi hari.
Tak hanya itu, sistem persenjataan yang digunakan dalam serangan ini disebut diselundupkan diam-diam ke Iran untuk menembus pertahanan udara mereka, memberi angkatan udara Israel keunggulan mutlak di langit.
Komando Mossad juga dilaporkan menempatkan rudal presisi di sekitar situs antipesawat di Iran tengah. Semua ini dilakukan sebagai bagian dari strategi besar mengamankan supremasi udara dalam skala penuh.
Serangan udara Israel pada siang hari yang menyusul operasi dini hari itu menunjukkan kepercayaan diri tinggi atas kemampuan tempur dan intelijen mereka.
Seorang analis menyebut hal ini sebagai lonceng alarm baru bagi kawasan.
Imad El-Anis, pakar hubungan internasional dari Universitas Nottingham Trent, menyatakan serangan terbuka Israel pada siang hari terhadap Iran adalah hal yang sangat langka.
"Ini menunjukkan mereka menikmati kebebasan bergerak sepenuhnya di langit dan beroperasi dengan sedikit atau tanpa kekhawatiran tentang pertahanan udara Iran," ujar El-Anis.
Ia menilai, keberanian Israel beraksi secara terbuka menandai pergeseran dramatis dalam keseimbangan kekuatan antara kedua negara.
"Keyakinan seperti itu menunjukkan adanya pergeseran besar dalam keseimbangan kekuatan antara kedua negara, dan Israel tampaknya memanfaatkan momen yang tepat secara strategis untuk bertindak," jelasnya.
Lebih lanjut, El-Anis menyebut kemampuan Iran untuk memberikan respons militer tampak menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Kemampuannya tampak sangat menurun," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa tindakan Israel kali ini tidak terlihat seperti operasi terbatas.
"Itu sangat memprihatinkan, karena mengindikasikan upaya yang berkelanjutan dan luas, bukan serangan yang sempit dan terarah," ujarnya.
Menurut El-Anis, tujuan Israel bisa jadi lebih dari sekadar merespons serangan, tapi merupakan langkah sistematis untuk melumpuhkan program nuklir Iran.
“Israel kemungkinan bertujuan menghancurkan atau melumpuhkan fasilitas nuklir Iran, yang banyak di antaranya terkubur puluhan meter di bawah tanah di lokasi yang diperkeras dan terlindungi dengan baik.”
Namun dia juga menggarisbawahi bahwa bukan hanya fasilitas, tapi individu penting juga menjadi target utama.
“Yang sama pentingnya adalah fokus Israel menargetkan personel. Intelijen yang mereka miliki tentang individu-individu penting akan menjadi perhatian serius bagi Iran,” katanya.
El-Anis menyimpulkan bahwa operasi ini tidak bertujuan menggulingkan rezim Iran, melainkan melemahkan kemampuan nuklir dan infrastruktur pendukungnya.
“Terlepas dari intensitas operasi, ini bukan tentang mengejar perubahan rezim. Tujuan Israel tampaknya difokuskan secara ketat pada penurunan kemampuan nuklir Iran dan infrastruktur serta orang-orang yang terkait dengan program itu.”
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]