WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan geopolitik kembali membayangi langit Irak utara.
Sebuah drone bermuatan bahan peledak nyaris menghantam Bandara Internasional Arbil di wilayah semi-otonom Kurdistan, yang juga menjadi markas pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Koalisi Arab Saudi Gempur Stasiun Satelit di Yaman
Insiden ini memperpanjang daftar serangan terhadap pangkalan militer asing di Irak, sebuah sinyal bahwa konflik proxy antara AS dan Iran belum mereda.
Serangan terjadi pada Jumat (4/7/2025) malam, tepat pukul 21.58 waktu setempat. Menurut laporan dinas kontraterorisme Kurdistan, drone berhasil ditembak jatuh sebelum mencapai target dan tidak menimbulkan korban jiwa maupun kerusakan.
“Pukul 9:58 malam, sebuah pesawat tanpa awak (drone) berisi bahan peledak ditembak jatuh di dekat Bandara Internasional Arbil, tanpa menimbulkan korban atau kerusakan,” ujar pihak dinas kontraterorisme wilayah Kurdistan.
Baca Juga:
AS Rilis Tayangan Aksi Drone yang Tewaskan 10 Warga Afghanistan
“Semua personel AS berhasil ditemukan dan tidak ada yang terluka atau mengalami kerusakan di pangkalan maupun aset AS di area tersebut,” imbuh pernyataan tersebut.
Wilayah Arbil dikenal relatif stabil dibandingkan daerah lain di Irak, namun keberadaan pasukan koalisi internasional di bandara itu menjadikannya target strategis bagi kelompok bersenjata yang menolak kehadiran militer asing.
Beberapa analis menduga serangan ini merupakan bagian dari ketegangan berkepanjangan antara Iran dan AS, terutama setelah perang 12 hari Iran-Israel yang sempat mengguncang kawasan Timur Tengah.
Meski belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab, intelijen AS dan Irak tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan kelompok milisi pro-Iran seperti Kataib Hezbollah, Asaib Ahl al-Haq, atau faksi bersenjata di bawah Hashed al-Shaabi.
Pola serangan ini dianggap konsisten dengan gelombang serangan sebelumnya.
Sejak 2021, pangkalan militer AS dan fasilitas penting lainnya di Irak telah lebih dari 100 kali diserang menggunakan drone, rudal, dan mortir.
Insiden serupa bahkan terjadi hanya beberapa jam sebelum gencatan senjata antara Iran dan Israel pekan lalu, ketika sistem radar di dua pangkalan militer Irak dihantam drone tak dikenal.
Pihak otoritas Bandara Arbil menegaskan bahwa operasional tetap berjalan aman, meskipun sempat terjadi penundaan penerbangan akibat peningkatan prosedur keamanan.
Direktur sementara bandara, Dana Tofeek, menyatakan, “Bandara tetap aman dan semua protokol pengamanan telah ditingkatkan. Hanya satu penerbangan yang mengalami penundaan singkat.”
Dengan meningkatnya eskalasi di kawasan, pengamat khawatir bahwa serangan seperti ini dapat menjadi pemicu konflik berskala lebih luas jika tidak segera diredakan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]