Meski belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab, intelijen AS dan Irak tengah menyelidiki kemungkinan keterlibatan kelompok milisi pro-Iran seperti Kataib Hezbollah, Asaib Ahl al-Haq, atau faksi bersenjata di bawah Hashed al-Shaabi.
Pola serangan ini dianggap konsisten dengan gelombang serangan sebelumnya.
Baca Juga:
Koalisi Arab Saudi Gempur Stasiun Satelit di Yaman
Sejak 2021, pangkalan militer AS dan fasilitas penting lainnya di Irak telah lebih dari 100 kali diserang menggunakan drone, rudal, dan mortir.
Insiden serupa bahkan terjadi hanya beberapa jam sebelum gencatan senjata antara Iran dan Israel pekan lalu, ketika sistem radar di dua pangkalan militer Irak dihantam drone tak dikenal.
Pihak otoritas Bandara Arbil menegaskan bahwa operasional tetap berjalan aman, meskipun sempat terjadi penundaan penerbangan akibat peningkatan prosedur keamanan.
Baca Juga:
AS Rilis Tayangan Aksi Drone yang Tewaskan 10 Warga Afghanistan
Direktur sementara bandara, Dana Tofeek, menyatakan, “Bandara tetap aman dan semua protokol pengamanan telah ditingkatkan. Hanya satu penerbangan yang mengalami penundaan singkat.”
Dengan meningkatnya eskalasi di kawasan, pengamat khawatir bahwa serangan seperti ini dapat menjadi pemicu konflik berskala lebih luas jika tidak segera diredakan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.