WahanaNews.co | Boeing Australia menamakan drone tempur terbarunya, MQ-28A, Kelelawar Hantu.
Nama tersebut diambil dari spesies kelelawar predator seram endemik di negara benua itu. Drone Kelelawar Hantu (Ghost Bat) memiliki beberapa kesamaan dengan hewan mamalia pemilik nama aslinya tersebut, yakni menggunakan sensor-sensor untuk mencari mangsanya, dan gaya berburu dalam tim.
Baca Juga:
Australia Mau Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini Alasannya
"Memilih nama Kelelawar Hantu merefleksikan karakteristik unik dari sensor-sensor dan kecerdasan pesawat, kemampuan memantau dan mata-mata," kata Glen Ferguson, Direktur Program Sistem Pembentukan Tim Kekuatan Udara Australia dan Internasional di Boeing.
Nama resminya di militer adalah MQ-28A. Dalam idiom militer Amerika Serikat, huruf 'M' berarti multi-misi, sementara 'Q' berarti drone. Sedangkan '-28A' mengikuti penamaan drone pengintai dan pengisi bahan bakar di udara milik Angkatan Laut Amerika: MQ-25A Stingray.
Kelelawar Hantu Australia adalah kelelawar predator kecil yang memangsa burung kecil, tikus, serangga, laba-laba, kadal dan mamalia kecil lain. Kelelawar ini mendapatkan namanya dari wujudnya yang putih.
Baca Juga:
Teknologi Drone Tempur Kian Populer, KSAL: Perlu Konsep Pertempuran Baru
Warnanya itu, kemampuannya berburu pada malam, dan barisan giginya yang besar dan tajam juga telah memberi Ghost Bat reputasi sebagai seekor kelelawar drakula palsu, "karena dia secara teknik bukan bagian dari keluarga kelelawar vampir."
Boeing Australia mengatakan, sensor alami kelelawar hantu dan kemampuan kerja sama dalam berburu mirip dengan metode operasi MQ-28A.
Ghost Bat awalnya dirancang sebagai 'loyal wingman', sebuah drone tempur yang terbang berdampingan dengan sebuah jet tempur dan berlaku sebagai jet tempur, jammer atau umpan yang tak berawak.