Saat ini, Palestina memiliki status negara pengamat non-anggota di PBB sejak tahun 2012, yang memungkinkan mereka memiliki beberapa hak meskipun bukan menjadi anggota penuh.
Keanggotaan penuh PBB hanya dapat diputuskan dengan rekomendasi Dewan Keamanan PBB. Amerika Serikat baru-baru ini memveto upaya Palestina untuk mendapatkan keanggotaan penuh, namun pemungutan suara Majelis Umum PBB pada Jumat (10/5/2024) dapat dilihat sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
Sementara itu, situasi di Palestina terus memanas dengan Israel melancarkan serangan ke Gaza dan memperluas perintah evakuasi di Rafah. PBB memperingatkan bahwa invasi langsung ke Rafah yang padat penduduk berisiko menimbulkan bencana.
Dilansir AFP, Minggu (12/5/2024), Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan ada dua orang dokter yang tewas di pusat kota Deir al-Balah akibat serangan Israel. Selain itu, bentrokan hebat dan tembakan keras dari helikopter Israel terus terdengar di Kota Gaza.
Para saksi mata mengatakan Israel telah melakukan serangan di Rafah dekat perbatasan Mesir pada hari Sabtu (11/5/2024) waktu setempat. Asap terlihat membubung di atas kota tersebut.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Pasukan Israel terus menyerang Rafah meski dunia mendesak gencatan senjata segera dilakukan. Israel juga menutup jalur bantuan utama dan menghentikan lalu lintas di jalur lain.
Situasi di Gaza, Palestina, semakin memanas dengan Israel memperluas perintah evakuasi di Rafah bagian timur. Menurut laporan, sekitar 300.000 orang telah meninggalkan kota Rafah sejak tentara Israel mendesak penduduk untuk mengungsi dari daerah tersebut pada awal pekan ini.
Warga Rafah terlihat menumpuk tangki air, kasur, dan barang-barang lainnya ke dalam kendaraan, bersiap untuk mengungsi lagi.