Malik menyatakan, dirinya telah melaporkan semuanya terkait butir-butir MoU Helsinki kepada CMI, apalagi mereka ingin mengetahui apa saja yang belum diselesaikan dari isi perjanjian damai tersebut.
"Memang setiap tahun mereka selalu bertanya tentang perkembangan perdamaian Aceh, berarti mereka masih ada tanggung jawab,” ujarnya.
Baca Juga:
Bertemu Menko Airlangga, Menteri Ekonomi Finlandia Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Teknologi
Karena itu, dirinya kembali mengajak seluruh pihak untuk terus menjaga dan merawat perdamaian yang saat ini telah berusia 17 tahun, serta harus mampu dipertahankan dengan baik.
“Walaupun kadang-kadang ada juga pihak-pihak tertentu yang ingin mengganggu, tetapi sampai hari ini kita masih dapat menghadapinya,” kata Malik Mahmud.
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut, Senior Advisor CMI, Major General Jaakko Oksanen, mengatakan, proses tindak lanjut perdamaian yang ditengahi oleh pihaknya pada 2005 silam, masih ditemukan adanya beberapa kasus yang belum terpenuhi dengan baik.
Baca Juga:
Cuaca Dingin Finlandia Bisa Bekukan Air Mendidih di Ruang Terbuka
"Tetapi itu merupakan proses yang panjang untuk perdamaian, sedikit demi sedikit akan timbul banyak hal positif, dan itu adalah hal yang baik,” kata General Jaako.
Jaako menuturkan, pihaknya sangat yakin, situasi ekonomi di Aceh akan sangat baik untuk generasi muda Aceh di masa mendatang.
"Perdamaian yang diraih Aceh merupakan contoh yang paling bagus dalam penanganan konflik bersenjata yang terjadi di berbagai belahan dunia," ujar Jaako.