WahanaNews.co | Rusia memperkuat pertahanannya di sektor industri Ukraina yang berhasil dikuasai di sekitar wilayah Donbas.
Pasukan Rusia menargetkan jalur suplai senjata dari sekutu Ukraina yang datang dari barat.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Sambangi Gedung Putih, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik dengan AS
Pengetatan pertahanan ini dilakukan Rusia usai Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyetujui permintaan senjata Ukraina.
Diketahui, Amerika Serikat menyumbangkan senjata senilai 700 juta dollar termasuk roket modern multiple launch rocket systems (MLRS) yang mampu menjangkau radius 80 km.
Juru Bicara Kremlin Rusia, Dmitry Peskov, menyebutkan sikap yang diambil oleh Biden tidak membuat pihaknya gentar.
Baca Juga:
Demokrat Tuding Keputusan Biden sebagai Penyebab Kegagalan Harris Hadapi Trump
“Menyuplai senjata (dari negara barat) ke Ukraina tidak akan mengubah target dari operasi (militer) kita,” ujar Peskov dilansir dari Reuters pada Kamis (2/6/2022).
Lalu Peskov pun menyatakan kiriman senjata dari negara barat justru ibarat menambahkan minyak di atas api unggun dan memperpanjang perang antara Rusia dan Ukraina.
“Target dari mereka (negara barat) akan tercapai, tapi hal ini (pengiriman senjata) akan menambah penderitaan Ukraina,” tambah Peskov saat mengomentari soal rencana AS yang akan menjual drone perang miliknya ke Ukraina.
Ukraina Sebut Senjata Kebutuhan Utama
Pihak Ukraina menyebutkan pihaknya sangat membutuhkan bantuan berupa senjata dan amunisi untuk membebaskan sebagian teritori Ukraina yang sudah dikuasai oleh Rusia.
“Ukraina membutuhkan senjata untuk merebut kembali teritori kami dari Rusia. Kami tidak tertarik untuk menginvasi Rusia. Tujuan kami hanya mempertahankan kedaulatan dan integritas bangsa,” ujar Andriy Yermak, juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Sementara itu Zelenskiy sendiri secara terbuka memberikan ucapan terima kasih khususnya kepada Amerika Serikat terkait bala bantuan senjata dan roket yang dikirim Joe Biden.
Namun, Zelenskiy sendiri menambahkan senjata yang dikirim tersebut bisa menjadi kartu as untuk menghentikan perang yang sudah berlangsung hampir 100 hari ini.
“Suplai senjata harus diperbanyak… untuk menjadi titik balik konfrontasi ini,” ujar Zelenskiy. [rin]