WahanaNews.co | Boris Johnson (58), Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru saja mundur dari jabatan, ternyata adalah mantan wartawan pecatan dari dua koran harian ternama di Inggris.
Inilah jejak masa lalunya yang memalukan. Masalahnya, Johnson kerap menulis berita dengan opininya sendiri, bahkan sering imajiner.
Baca Juga:
Boris Johnson Pertimbangkan Maju untuk Masa Jabatan Kedua PM Inggris
Hobi menulis berita dengan menyebut dari seorang narasumber, tapi narasumbernya ternyata tak pernah diwawancarai.
Tak heran jika berbagai kalangan di Inggris termasuk Partai Konservatif, partainya sendiri, mengklaim bahwa masa depan Inggris akan berbahaya jika jabatan PM tetap dipegang oleh Johnson.
Lelaki pemarah yang kelakuannya mirip dengan mantan Presiden AS Donald Trump ini, sudah menyatakan mundur dari jabatan PM Inggris.
Baca Juga:
Liz Truss Mundur, Tagar #bringbackboris Menggema di Inggris
Namun, pengumumannya pada Kamis, 7 Juli 2022 dari kantornya di Downing Street Nomor 10, London, Ibukota Inggris, juga tidak akan total.
Johnson bersikeras bahwa dia hanya akan mundur secara total, jika partainya yang menguasai perolehan kursi di parlemen, telah memilih seorang PM Inggris yang definitif.
Mirip Penjahat Boris di Kartun Donal Bebek
Johnson dikenal oleh publik Inggris sebagai sosok yang berambut acak-acakan, hobi bicara seenaknya, terlibat skandal seksual, dan pemarah seperti tokoh kartun Donal Bebek.
Bukan hanya itu. Dalam komik kartun karya Walt Disney ini, Boris Johnson juga mirip sosok penjahat bernama sama: Boris, yang berbadan gempal.
Koran independen AS, The Associated Press juga menyebutnya sebagai 'politikus kurang ajar'.
Bahkan, Johnson mengejek kaum wanita Muslim bernikab di Inggris, sebagai 'kotak pos berjalan', kemudian menyebutnya sebagai lelucon yang jangan terlalu diseriusin.
Dan, iniah yang membuat penasehat keuangannya, Nadhim Zahawi yang jugfa Muslim, naik pitam.
Zahawi sendiri disebut-sebut sebagai salah satu kandidat PM Inggris yang baru.
Bukan itu saja, Johnson adalah monster bagi pengungsi Ukraina yang evakuasi ke Inggris secara ilegal.
Dalam kunjungannya ke Rwanda, Afrika, Johnson mengancam akan mendeportasi mereka Rwanda, negara yang pernah sangat berdarah, yang dihuni banyak gorila jinak di hutan-hutannya.
Dilansir dari The Associated Press, Kamis malam ini, pengunduran diri ini terjadi di tengah pemberontakan massal oleh anggota tinggi di pemerintahannya.
Pengunduran Johnson menandai pula berakhirnya tiga tahun pemerintahannya yang penuh gejolak, di mana Johnson dengan berani kerap melanggar aturan politik Inggris.
Penentangan berbulan-bulan terhadap Johnson juga berakhir ketika Johnson berdiri di luar kantornya, di Downing Street Nomor 10, dan mengakui bahwa partainya ingin dia pergi.
"Mereka sedang istirahat," katanya.
Politisi Kurang Ajar yang Keluarkan Inggris dari UE
Menurut The Associated Press, politisi kurang ajar ini telah membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (UE), dikenal dengan istilah Brexit.
Johnson juga mundur karena dipaksa partainya kena dianggap terlalu banyak terlibat skandal seksual.
Perdana menteri yang paling berantakan ini pun tidak meninggaljan jabatannya dengan bersih.
Johnson segera mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, tetapi juga menyatakan bahwa dirinya akan tetap sebagai perdana menteri, sampai partai memilih penggantinya.
"Jadwal untuk proses itu akan diumumkan minggu depan," katanya.
Tetapi, banyak orang di partai menginginkan dia pergi sebelum itu, dan pemerintahannya telah dicabik-cabik oleh sejumlah pengunduran diri kader-kader terbaik partai.
Di antara kandidat yang mungkin untuk menggantikannya: mantan Menteri Kesehatan Sajid Javid, mantan kepala Keuangan Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Liz Truss, dan Menteri Pertahanan Ben Wallace.
Setelah skandal terbaru pecah, Johnson berpegang teguh pada kekuasaan selama berhari-hari, dengan menantang kepada anggota parlemen pada Rabu.
Johnson sesumbar bahwa dia memiliki 'mandat kolosal' dari para pemilih, dan bermaksud untuk melanjutkan urusan pemerintahan.
Tapi dia terpaksa mengakui kekalahan itu pada Kamis pagi ini.
Hal ini terjadi setelah salah satu sekutu terdekatnya, kepala Keuangan yang baru diangkat Nadhim Zahawi, secara terbuka menyatakan kepadanya untuk mengundurkan diri demi kebaikan negara.
“Dalam beberapa hari terakhir, saya mencoba meyakinkan rekan-rekan saya bahwa akan eksentrik untuk mengubah pemerintahan, ketika kami memberikan begitu banyak, dan ketika kami memiliki mandat yang begitu luas,” kata Johnson.
“Saya menyesal tidak berhasil dalam argumen itu, dan tentu saja menyakitkan untuk tidak dapat melihat begitu banyak ide dan proyek sendiri," tambahnya.
PM yang Minus Integritas
Sekitar 50 sekretaris kabinet, menteri, dan pejabat tingkat rendah, telah mundur dari pemerintah selama beberapa hari terakhir, dan mereka sering kali mengecam perdana menteri karena kurangnya integritas.
Pengunduran diri massal telah menghentikan bisnis beberapa komite parlemen, karena tidak ada menteri yang tersedia untuk berbicara atas nama pemerintah.
"Sekarang jelas keinginan Partai Konservatif di parlemen bahwa harus ada pemimpin baru partai itu, dan karena itu, harus ada perdana menteri baru," kata Johnson.
Zahawi, yang dipromosikan awal pekan ini, ketika Johnson mencoba menopang kabinetnya, menyatakan terus terang kepada Johnson.
Menurut Zahawi, dia dan sekelompoknya secara pribadi telah menyatakan keprihatinan mereka kepada perdana menteri pada Rabu lalu.
Zahawi kemudian memutuskan untuk 'go public' setelah Johnson mengabaikan saran untuk mengundurkan diri.
“Negara ini layak mendapatkan pemerintahan yang tidak hanya stabil tetapi juga bertindak dengan integritas,” kata Zahawi dalam sebuah surat yang diposting di Twitter.
Itu adalah kekalahan yang memalukan bagi Johnson, yang tidak hanya berhasil mengeluarkan Inggris dari Brexit.
Johnson memang dikreditkan pula dengan suksesnya meluncurkan salah satu kampanye vaksinasi massal paling sukses di dunia untuk memerangi COVID-19.
Johnson yang selalu kusut dan berambut acak-acakan, dikenal selalu menjawab kritik secara bombastis dan gertakan, dan juga selalu dirundung tuduhan bahwa dia berperilaku seolah-olah aturan tidak berlaku untuknya.
Johnson berhasil tetap berkuasa meskipun ada tuduhan bahwa dia terlalu dekat dengan donor partai, bahwa dia melindungi pendukung dari tuduhan intimidasi dan korupsi.
Selain itu Johnson dituding menyesatkan Parlemen Inggris terkait partai di kantor pemerintah yang melanggar aturan penguncian COVID-19.
Dia didenda oleh polisi atas partai, dan selamat dari mosi tidak percaya pada Juni 2022 di parlemen di mana 41 persen anggota parlemen dari Partai Konservatif bahkan mencoba menggulingkannya.
Johnson menjadi perdana menteri pada Juli 2019, menggantikan Theresa May, yang mengundurkan diri setelah parlemen menolak perjanjian Brexit yang dia negosiasikan dengan UE.
Johnson mendorong kesepakatan Brexit-nya sendiri dalam debat yang sering berantakan dan bergejolak.
Dengan rambut pirangnya yang acak-acakan, dia sering terlihat seperti anak sekolah yang baru saja bangun dari tempat tidur, dan berlari ke kelas dengan piyama di balik pakaiannya.
Ketika naik ke tampuk kekuasaan, Johnson menunjukkan banyak kebiasaan dan kemampuan yang sama, yang akan membawanya jauh, tetapi juga menunjukkan kejatuhannya:
Dia adalah Walikota London yang penuh semangat dan penuh perhatian; seorang jurnalis yang dipecat karena mengarang kutipan, dan mengajukan cerita yang dilebih-lebihkan tentang ekses Uni Eropa.
Johnson juga adalah seorang politisi dengan bakat yang diasah dari universitas Eton dan Oxford untuk bahasa yang penuh warna, dan dorongan untuk selalu menolak debat.
Dia menjadi terkenal karena penghargaannya yang ringan terhadap kebenaran dan tanda-tandanya yang fasih dan ofensif.
Johnson menyebut orang Papua Nugini kanibal, dan menyamakan wanita Muslim yang mengenakan cadar yang menutupi wajah dengan 'kotak surat'.
Baru-baru ini terungkap bahwa Johnson melakukan pelanggaran seksual terhadap seorang anggota parlemen dari Partai Konservatif sebelum dia mempromosikannya ke posisi senior di pemerintahan. [afs]