Sebagian besar tempat pembuangan sampah di Eropa dan AS adalah 'sanitasi' dan tertutup dari unsur-unsur dan lingkungan sekitarnya.
Namun, di negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, sampah biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah terbuka. Luasnya bisa sekitar 200 hektar atau lebih dan menerima lebih dari 10.000 ton sampah per hari. Mereka dikenal sebagai sumber polusi udara dan kontaminasi air.
Baca Juga:
Pemain Muda Berprestasi, Gonzalo García Resmi Perpanjang Masa Bakti di Real Madrid
Satelit GHGSat telah mengamati tempat pembuangan sampah melepaskan volume besar metana di lokasi di seluruh Amerika Utara, Eropa, Amerika Latin dan Asia. Satu lokasi, dekat Jakarta, Indonesia, diukur memancarkan 15.900 kg per jam, setara dengan hampir 400.000 kg per jam karbon dioksida, seperti dikutip dari European Space Agency, Kamis (11/11/2021).
Madrid tidak sendirian memiliki tempat pembuangan sampah yang terletak dekat dengan tempat tinggal: pada bulan April 2021, satelit terbaru GHGSat, Hugo, mencatat sejumlah besar metana (sekitar 4.000 kg per jam) yang berasal dari TPA Matuail seluas 73 hektar di selatan Dhaka, Bangladesh—sebuah kota hampir 22 juta orang.
Mengukur emisi secara konsisten merupakan tantangan bagi operator dan otoritas TPA. GHGSat dan SRON bekerja sama untuk mengatasi tantangan tersebut dengan menggabungkan data Tropomi dari satelit Copernicus Sentinel-5P dengan armada unik satelit resolusi tinggi GHGSat yang mampu menunjukkan dengan tepat sumber kebocoran sekecil sekalipun. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.