WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketika eskalasi perang Iran-Israel semakin memanas dan kekuatan-kekuatan besar dunia mulai menunjukkan sikap terbuka, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengambil posisi tegas.
Dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang digelar di Istanbul, Erdogan mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penghalang utama perdamaian di Timur Tengah.
Baca Juga:
Adu Kuat Erdogan Dengan Kilicdaroglu di Pilpres Turki, Siapa Menang?
Tak hanya menyalahkan Israel atas serangan ke Iran, Erdogan juga menuding Netanyahu berupaya menggagalkan peluang diplomatik antara Iran dan Amerika Serikat terkait isu nuklir.
"Serangan Israel terhadap Iran menunjukkan Netanyahu dan pemerintahannya tidak ingin masalah atau masalah apa pun diselesaikan secara diplomatis," ujar Erdogan di hadapan para diplomat Liga Arab, Minggu (22/6/2025), sebagaimana dikutip dari pernyataan resminya.
Ia bahkan menyebut Netanyahu sebagai “bencana besar bagi dunia” dan memperingatkan bahwa ambisi Zionis Israel bisa menyeret kawasan Timur Tengah ke dalam kehancuran yang lebih luas.
Baca Juga:
KBRI Pastikan Tak Ada Korban WNI dalam Ledakan Istanbul
"Ambisi Zionis Netanyahu tidak memiliki tujuan lain selain menyeret kawasan kita dan seluruh dunia ke dalam bencana besar," tegas Erdogan.
Presiden Turki itu juga menyerukan kepada negara-negara yang memiliki pengaruh terhadap Israel untuk tidak mendengarkan "racun" propaganda dan menempuh jalan dialog untuk menghindari eskalasi lebih jauh.
Tak hanya berbicara soal Iran, Erdogan juga menyinggung konflik di berbagai front: Palestina, Suriah, Lebanon, dan Yaman—semuanya, menurutnya, menunjukkan pola agresi yang sama dari Israel. Ia pun menegaskan bahwa Turki tak akan membiarkan perbatasan Timur Tengah "digambar ulang dengan darah".
"Sangat penting bagi kita untuk menunjukkan lebih banyak solidaritas guna mengakhiri banditisme Israel, tidak hanya di Palestina tetapi juga di Suriah, di Lebanon, dan di Iran," ucapnya.
Sikap keras juga disampaikan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan. Dalam forum yang sama, Fidan menyebut Israel telah membawa kawasan ke “ambang bencana total”.
"Israel sekarang memimpin kawasan ini ke ambang bencana total dengan menyerang Iran, tetangga kita," katanya. “Tidak ada masalah dengan Palestina, Lebanon, Suriah, Yaman, atau Iran, tetapi jelas ada masalah Israel.”
Pernyataan Fidan tersebut senada dengan pesan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, yang menegaskan bahwa Teheran hanya bersedia melanjutkan negosiasi nuklir jika Israel menghentikan agresinya.
"Iran siap mempertimbangkan diplomasi sekali lagi dan setelah agresi dihentikan dan agresor dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan. Kami mendukung kelanjutan diskusi dengan (Inggris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa) dan menyatakan kesiapan kami untuk bertemu lagi dalam waktu dekat," kata Araghchi dalam pernyataannya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]