WahanaNews.co | Turki menjadi negara anggota NATO pertama yang mengungkapkan rencananya untuk bergabung dengan kongsi Rusia-China alias Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).
Rencana itu muncul lewat pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah ia datang ke Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) SCO di Uzbekistan pada Jumat (16/9).
Baca Juga:
Adu Kuat Erdogan Dengan Kilicdaroglu di Pilpres Turki, Siapa Menang?
"Saat ini, proses kami selanjutnya adalah langkah untuk menyelesaikan itu. Itu tujuan kami," kata Erdogan saat membalas pernyataan jurnalis terkait apakah Turki menimbang bergabung menjadi anggota SCO, dalam Anadolu Agency, dikutip dari Tass.
"Hubungan kami dengan negara-negara tersebut bakal berubah ke posisi yang berbeda dengan langkah ini," kata Erdogan saat membahas tentang SCO dengan sejumlah jurnalis di Samarkand, dikutip dari South China Morning Post.
Erdogan juga menuturkan Turki memiliki hubungan "sejarah dan budaya" dengan Benua Asia. Turki juga tertarik mengambil peran di SCO yang merepresentasikan "30 persen dari produk domestik bruto (PDB) global."
Baca Juga:
KBRI Pastikan Tak Ada Korban WNI dalam Ledakan Istanbul
Pernyataan Erdogan ini muncul setelah Turki masih belum berhasil melakukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam pertemuan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Informasi ini disampaikan oleh sejumlah orang yang familier dengan isu tersebut.
Di sisi lain, Turki telah berhubungan dengan SCO sejak 2013. Kala itu, Ankara menandatangani kesepakatan kemitraan dengan organisasi tersebut.