WahanaNews.co | Pemilihan Presiden Turki akan berlanjut pada putaran kedua. Ini merupakan pertama kalinya di dalam sejarah negara Turki.
Pasalnya, baik pertahanan Presiden Recep Tayyip Erdogan ataupun lawannya Kemal Kilicdaroglu, tidak mendapatkan kemenangan langsung setelah pemungutan suara diadakan pada Minggu. Dalam aturan Turki, seorang kandidat harus mendapatkan lebih dari 50% suara untuk memenangkan pemilihan.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Menurut update Dewan Pemilihan Tertinggi Turki (YSK), Erdogan unggul dengan 49,54% suara sementara saingannya Kemal Kilicdaroglu memiliki 44,88%. Angka didapat dari 99% suara yang sudah dihitung.
"Karena tidak ada yang melewati ambang itu, pemungutan suara akan dilanjutkan ke pemilihan putaran kedua dalam dua minggu, pada 28 Mei," mengutip CNBC, Selasa (16/5/2023).
Perlu diketahui Erdogan sudah 20 tahun memimpin Turki. Awalnya ia menjadi Perdana Menteri (PM) di 2003 hingga 2014, sebelum menjadi presiden.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Ia berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang konservatif dan berakar Islam. Di awal kepemimpinannya, Turki menjadi terkenal sebagai kekuatan ekonomi pasar yang sedang berkembang.
Meski begitu, tahun-tahun belakangan menjadi "mimpi buruk" bagi warga. Negeri itu terkena krisis biaya hidup karena intervensi kuat Erdogan yang menahan suku bunga bank sentral, yang makin menaikkan inflasi dan membuat mata yang lira jatuh terhadap dolar.
Dari data terbaru, inflasi Turki mencapai 50,51% pada bulan salu. Senin kemarin, lira diperdagangkan pada rekor terendah yaitu 19,56 terhadap dolar AS, di mana pengamat pasar memperkirakan bahwa mata uang Turki tersebut masih akan mengalami penurunan.