WahanaNews.co | Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina menyita perhatian dunia, salah satunya terkait Chernobyl, yang masuk dalam salah satu pencarian terbanyak di Google pada Jumat (25/2/2022).
Pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl telah direbut oleh pasukan Rusia. Pasukan Rusia kini mengambil alih pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
Baca Juga:
China Ancam AS, Minta Segera Kurangi Senjata Nuklir
Hal itu terjadi, karena Rusia disebut ingin mengendalikan reaktor nuklir Chernobyl untuk memberi sinyal kepada NATO agar tidak ikut campur secara militer.
Sementara itu, pasukan Ukraina memerangi mereka di tiga sisi, setelah Moskow melancarkan serangan darat, laut, dan udara, dalam serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Apa itu Chernobyl?
Baca Juga:
Pertemuan Epik Prabowo-Putin: Langkah Besar Menuju Era Baru Nuklir
1. Lokasi
Kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl terletak sekitar 130 km utara Kiev, Ukarina, dan sekitar 20 km selatan perbatasan dengan Belarus.
Chernobyl mempunyai empat reaktor nuklir desain RBMK-1000, dengan unit 1 dan 2 dibangun antara tahun 1970-1977, sedangkan unit 3 dan 4 dengan desain yang sama selesai pada tahun 1983.
Terdapat sebuah danau buatan seluas 22 km persegi di sebelah tenggara pabrik yang terletak di samping Sungai Pripyat, anak Sungai Dniepr, yang dibangun untuk menyediakan air pendingin bagi reaktor.
2. Bencana Chernobyl
Bencana Chernobyl di Ukraina Soviet saat itu mengirimkan awan material nuklir ke sebagian besar Eropa pada 1986, setelah uji keamanan yang gagal di reaktor keempat pembangkit atom.
Melansir Reuters, puluhan tahun kemudian, ini menjadi objek wisata dan sekitar seminggu sebelum invasi Rusia, zona Chernobyl telah ditutup untuk turis.
Saat kecelakaan, dua reaktor RBMK sedang dibangun di lokasi. RMBK-1000 merupakan reaktor tipe tabung tekanan moderat grafit yang dirancang dan dibangun oleh Soviet, menggunakan bahan bakar uranium dioksida yang sedikit diperkaya.
Ini merupakan reaktor air ringan mendidih, dengan dua loop yang mengumpankan uap langsung ke turbin, tanpa penukar panas yang mengganggu.
3. Ledakan
Dituliskan world-nuclear.org, kecelakaan Chernobyl tahun 1986 merupakan hasil dari desain reaktor nuklir cacat yang dioperasikan dengan personel yang tidak terlatih.
Ledakan uap yang dihasilkan dan kebakaran melepaskan setidaknya 5 persen dari inti reaktor radioaktif ke lingkungan, dengan pengendapan bahan radioaktif di banyak bagian Eropa.
Sebanyak dua pekerja pabrik meninggal dikarenakan ledakan tersebut dan 28 orang lainnya meninggal dalam beberapa minggu akibat sindrom radiasi akut.
4. Evakuasi
Lebih lanjut, Komite Ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Efek Radiasi Atom telah menyimpulkan, bahwa selain dari sekitar 5.000 kanker tiroid yang mengakibatkan 15 kematian, tidak ada bukti dampak kesehatan masyarakat yang besar oleh paparan sinar radiasi 20 tahun setelah kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl tersebut.
Sekitar 350.000 orang dievakuasi sebagai akibat dari kecelakaan tersebut.
Kecelakaan menyebabkan pelepasan radioaktif yang tak terkendali terbesar ke lingkungan yang pernah tercatat untuk setiap operasi sipil, dan sejumlah besar zat radioaktif dilepaskan ke udara selama sekitar 10 hari.
Hal ini menyebabkan gangguan sosial dan ekonomi yang serius bagi populasi besar di Belarus, Rusia, dan Ukraina.
5. Sindrom radiasi akut (ARS)
Kecelakaan yang terjadi menghancurkan reaktor Chernobyl 4, menewaskan 30 operator dan petugas pemadam kebarakan dalam waktu tiga bulan dan beberapa kematian kemudian.
Terdapat orang yang dilaporkan meninggal dunia karena trombosis koroner.
Sindrom radiasi akut (ARS) awalnya didiagnosis pada 237 orang di lokasi dan terlibat dalam pembersihan dan kemudian dikonfirmasi dalam 134 kasus.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 28 orang meninggal akibat ARS dalam beberapa minggu setelah kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl.
Sebagian besar wilayah Belarusia, Ukraina, Rusia, dan sekitarnya terkontaminasi radioaktif dalam berbagai tingkat. [qnt]