WahanaNews.co | Presiden Prancis Emmanuel Macron menunjuk Menteri Pendidikan Gabriel Attal sebagai perdana menteri menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri pada Senin malam waktu setempat.
Ini merupakan upayanya untuk memberikan momentum baru bagi kepresidenannya.
Baca Juga:
Di Tengah Larangan Abaya, Menteri Pendidikan Prancis Dukung Uji Coba Penerapan Seragam Sekolah
Attal menjadi kepala pemerintahan termuda karena masih berusia 34 tahun. Juga PM pertama di Prancis yang secara terbuka menyatakan dirinya sebagai gay.
Setelah berhari-hari melakukan manuver yang intens di belakang layar, perdana menteri yang akan keluar, Élisabeth Borne, mengundurkan diri pada Senin malam, dan Attal muncul sebagai favorit untuk menggantikannya.
Tidak adanya pengumuman cepat memicu pembicaraan bahwa tokoh-tokoh besar pemerintah mungkin terlibat dalam tawar-menawar yang intens mengenai Attal, lapor France24, Selasa, 9 Januari 2024.
Baca Juga:
Kasad Tinjau dan Apresiasi Penanganan Karhutla di Jambi
Namun sumber-sumber yang dekat dengan pihak-pihak yang dikatakan berada di balik ketegangan tersebut, termasuk Menteri Dalam Negeri Gérard Darmanin dan Menteri Keuangan Bruno Le Maire, dengan keras membantahnya.
Perombakan ini terjadi menjelang Olimpiade di Paris dan pemilihan parlemen Eropa musim panas ini, di mana kekuatan sentris Macron berisiko kalah di tangan sayap kanan di bawah kepemimpinan Marine Le Pen.
Para pengamat melihat perombakan tersebut sebagai hal yang penting untuk menghidupkan kembali kepresidenan Macron yang berhaluan tengah selama tiga tahun terakhir dan mencegahnya menjadi pemimpin yang “lumpuh” setelah serangkaian krisis.
Sejak ia mengalahkan kelompok sayap kanan untuk memenangkan masa jabatan kedua pada 2022, Macron telah menghadapi protes atas reformasi pensiun yang tidak populer, hilangnya mayoritas dalam pemilihan parlemen, dan kontroversi mengenai undang-undang imigrasi.
Meskipun Macron tidak dapat mencalonkan diri lagi pada pemilihan presiden tahun 2027, peluncuran kembali pemerintahannya dipandang penting untuk membantu mencegah Le Pen menjadi presiden.
Sebelumnya, ada kandidat lain yang mungkin menggantikan Borne termasuk Menteri Pertahanan Sébastien Lecornu yang berusia 37 tahun dan Julien Denormandie yang berusia 43 tahun, mantan menteri pertanian.
Harian konservatif Le Figaro mengatakan Borne meninggalkan situasi politik yang “masih rapuh seperti sebelumnya”.
“Mengubah wajah para petinggi tidak mengubah gambaran keseluruhan,” kata surat kabar tersebut.
Mereka menambahkan, penerus Borne sedang menghadapi “tumpukan darurat politik yang sangat besar” termasuk tugas untuk menyatukan negara yang terpecah-pecah.
[Redaktur: Zahara Sitio]