WahanaNews.co | Uni Emirat Arab (UEA) dikabarkan merasa malu pada negara-negara Arab usai melakukan normalisasi hubungan dengan Israel. Pasalnya, perilaku rezim Zionis tak sesuai dengan yang diharapkan Abu Dhabi.
Dr Ebtesam Al-Ketbi, analis senior kebijakan Emirat membeberkan hal tersebut di forum Konferensi Herzliya di Universitas Reichman Israel.
Baca Juga:
Dukungan Uni Emirat Arab untuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027
Menurutnya, setelah Israel mempermalukan UEA, tak ada lagi negara Arab yang akan menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
"Pemerintah terbaru di Israel tidak akan menghentikan Abraham Accords, para penandatangannya tidak akan mundur, tetapi kami tidak akan memiliki penandatangan lain," kata Al-Ketbi, pendiri dan presiden Emirates Policy Centre, seperti dikutip Haaretz, Selasa (23/5/2023).
"Kami ingin melibatkan lebih banyak dari dunia Arab dan dunia non-Arab...[tetapi] pemerintah terbaru menunda semua orang."
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
Al-Ketbi melanjutkan dengan mengomentari penghinaan yang dilakukan terhadap UEA oleh Israel.
"Pemerintah saya dan para penandatangan lainnya merasa malu di depan orang-orang Arab, dan mereka harus mengatakan sesuatu. Dan mereka menginginkan solusi untuk itu karena mereka banyak berinvestasi dalam Abraham Accords. Ini adalah kerugian besar bagi Israel ketika [Arab] Saudi berpihak pada Iran," paparnya.
Tidak jelas ketidaksepakatan mana antara UEA dan Israel yang disebut Al-Ketbi sebagai sumber rasa malu Abu Dhabi.