WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pada Juni 2006, pasangan Shivaun Raff dan Adam meluncurkan Foundem, sebuah situs perbandingan harga yang mereka kembangkan bersama.
Seperti banyak pebisnis pemula lainnya, momen peluncuran ini dipenuhi rasa gugup dan antusiasme. Shivaun dan Adam bahkan rela meninggalkan pekerjaan bergaji tinggi demi membangun Foundem.
Baca Juga:
Incar Isi Rekening, Link Berbahaya di Gmail Kini Bisa Menyamar
Namun, mereka tak menyangka akan menghadapi tantangan besar berupa gugatan hukum yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Alih-alih berkembang dan dikenal luas di dunia maya, Foundem justru terkena penalti dari Google karena teridentifikasi sebagai spam oleh filter otomatis mesin pencari tersebut.
Akibatnya, situs Foundem terpuruk di posisi terbawah dalam hasil pencarian untuk kata kunci seperti "perbandingan harga" dan "perbandingan belanja," sehingga menyulitkan situs mereka untuk mendatangkan pengunjung dan menghasilkan pendapatan.
Baca Juga:
Tiga Fitur Anti-Maling di Hp Android Segera Diluncurkan Google
Model bisnis Foundem mengandalkan klik pelanggan pada produk di situs mereka, yang kemudian mengarahkan pembeli ke situs penyedia produk.
Namun, penalti dari Google membuat sulit bagi Foundem untuk mendapatkan keuntungan.
"Kami memantau peringkat situs kami, dan melihat semuanya anjlok secara tiba-tiba," ungkap Adam.