Terpisah, Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, membantah laporan di South China Morning Post bahwa para pemimpin di wilayah selatan Filipina sedang menyusun rencana untuk mengirim sekitar 600 orang untuk menyerang Sabah, Malaysia.
"Itu adalah berita palsu. Tidak benar," kata Lorenzana kepada BenarNews.
Baca Juga:
Menko Yusril Ungkap Presiden Filipina Bakal Ubah Hukuman Mary Jane
Lorenzana mengakui para pemimpin dari pulau-pulau di bagian selatan Filipina baru-baru ini bertemu tetapi tidak untuk merencanakan invasi ke negara bagian Sabah, Malaysia timur, seperti yang dilaporkan artikel tersebut.
Pernyataan Lorenzana ini pun diamini Juru Bicara Satuan Tugas Gabungan Sulu, Jerrica Manongdo.
"Ada pertemuan. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan Sabah atau Malaysia," kata Manongdo merujuk pada pertemuan para pemimpin selatan dalam laporan yang belum diverifikasi.
Baca Juga:
Agenda Pemaparan Visi Misi di DPRK Kota Subulussalam Diwarnai Aksi Walk Out dari Dua Pasangan Calon
Seperti diketahui, para milisi Sulu, sebuah kepulauan di ujung selatan Filipina, mencoba mengambil alih Sabah delapan tahun lalu.
Perebutan kedaulatan negara itu adalah sumber sengketa lama antara Malaysia dan Filipina.
Pada 11 Februari 2013, sebanyak 200 anggota bersenjata yang disebut Tentara Kerajaan Sulu memasuki distrik Lahad Datu Sabah, memicu perselisihan dengan pejabat keamanan Malaysia yang berlangsung sebulan sebelum pejabat mengamankan daerah tersebut.