WahanaNews.co, Jakarta - Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan melakukan perombakan kabinet terbatas dengan memecat dua menteri senior. Tindakan ini diambil menjelang pemilihan umum nasional tahun depan dan menyusul kontroversi terkait komentar tentang pemilu.
Salah satu menteri yang diberhentikan adalah Menteri Informasi, Komunikasi dan TI Nape Nnauye. Ia terekam dalam video yang viral pekan lalu mengatakan bahwa kemenangan dalam pemilu tidak selalu ditentukan oleh jumlah suara.
Baca Juga:
Blak-blakan ke PDIP, Prabowo: Tak Masalah jika Tak Berkenan Gabung
Pernyataan kepresidenan mengumumkan penunjukan Mahmoud Thabit Kombo sebagai menteri baru urusan luar negeri dan kerja sama Afrika Timur, menggantikan Januari Makamba. Sementara itu, Jerry Silaa diangkat untuk menggantikan posisi Nnauye.
Komentar Nnauye dalam video viral tersebut menuai kritik luas dari berbagai pihak, termasuk oposisi dan partai berkuasa.
Meski Nnauye telah meminta maaf dan menyatakan bahwa komentarnya hanya lelucon yang dikutip di luar konteks, seorang politisi oposisi menganggap pernyataan tersebut mengindikasikan rencana pemerintah dan partai berkuasa terkait pemilu.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
Perombakan kabinet ini dilakukan dalam konteks menjelang pemilihan umum nasional dan merupakan respons terhadap kontroversi yang timbul akibat pernyataan salah satu menteri tentang proses pemilihan.
Perombakan tersebut juga membuat para analis berspekulasi tentang pemilu 2025, yang diperkirakan akan diikuti oleh Hassan.
"Saya pikir ini adalah permainan kekuasaan menjelang pemilihan umum tahun depan," kata dosen Universitas Dar es Salaam Abel Kinyondo.
Langkah ini menyusul keputusannya pada awal Juli untuk menunjuk kepala intelijen baru.
"Suleiman Abubakar Mombo dilantik menggantikan Ali Idi Siwa yang pensiun," kata pihak kepresidenan.
Hassan, yang saat itu menjabat wakil presiden, mulai menjabat pada 2021 setelah kematian John Magafuli. Sejak menjabat, Hassan telah menjauh dari kebijakan otoriter Magafuli dan memulai reformasi politik, termasuk melonggarkan beberapa pembatasan terhadap media dan oposisi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]