WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gempa bumi dahsyat kembali mengguncang wilayah timur Afghanistan, tepatnya pada Minggu malam, 31 Agustus 2025, menyebabkan ratusan korban jiwa dan luka-luka.
Bencana ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di kawasan tersebut.
Baca Juga:
Gunung Klyuchevskoy Meletus Usai Gempa Dahsyat di Pasifik, Lava Mengalir Deras di Lereng Barat
Informasi terbaru yang dirilis oleh otoritas lokal pada Senin, 1 September 2025, mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat drastis menjadi sekitar 800 orang.
Provinsi Kunar, yang terletak di bagian timur negara itu dan berbatasan langsung dengan Pakistan, menjadi wilayah yang paling parah terdampak.
"Berdasarkan data awal sekitar 800 orang tewas di Provinsi Kunar," demikian menurut pernyataan otoritas setempat, dikutip dari Sputnik, Senin (1/9/2025).
Baca Juga:
Dikelilingi Lempeng Aktif, Indonesia Harus Siap Hadapi Gempa dan Tsunami
Tak hanya menelan korban jiwa, gempa ini juga mengakibatkan lebih dari 2.000 orang mengalami luka-luka di wilayah Kunar dan beberapa provinsi sekitarnya.
Banyak korban dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan yang roboh, sementara sebagian lainnya masih terjebak di bawah puing-puing, menunggu evakuasi.
Pusat Seismologi Mediterania Eropa (EMSC) mencatat bahwa kekuatan gempa mencapai magnitudo 6,2, dengan pusat gempa berada sekitar 50 kilometer dari titik utama dan kedalaman 10 kilometer.
Sementara itu, data yang dirilis oleh Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) sedikit berbeda, menyebut bahwa magnitudo gempa sebesar 6,0, dengan kedalaman sekitar 8 kilometer, dan berjarak sekitar 27 kilometer dari kota Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar.
Perbedaan data antara lembaga pemantau internasional ini merupakan hal yang umum terjadi dalam laporan awal, terutama ketika gempa terjadi di wilayah yang sulit diakses dan minim infrastruktur pemantauan.
Upaya penyelamatan dan penanganan darurat saat ini masih terus berlangsung.
Namun, otoritas menyatakan bahwa proses evakuasi menghadapi berbagai kendala, termasuk medan yang berat, infrastruktur yang rusak, dan akses terbatas ke daerah-daerah terpencil yang terdampak.
Pemerintah daerah juga telah mengeluarkan imbauan resmi kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, bantuan kemanusiaan seperti makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat mulai disalurkan, meski distribusinya belum merata karena tantangan logistik.
Tragedi ini menambah daftar panjang bencana alam yang melanda Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, memperparah situasi kemanusiaan di negara yang masih bergulat dengan konflik dan krisis ekonomi.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]