WahanaNews.co | Rusia mencatat pengeluaran lebih dari USD13 miliar atau sekitar Rp 203 triliun hanya dalam satu hari lantaran biaya perang Presiden Vladimir Putin dengan Ukraina terus meningkat.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pada hari Sabtu bahwa Federasi Rusia telah melakukan penerbitan utang terbesarnya pada hari Rabu.
Baca Juga:
Connie Bakrie Sebut Tak Ada Urgensi dalam Kasusnya
Laporan intelijennya juga mengatakan bahwa pengeluaran pertahanan nasional Rusia pada tahun 2023 diperkirakan sekitar 5 triliun rubel atau USD84 miliar (Rp1.313 kuadriliun), atau lebih dari 40% lebih tinggi dari perkiraan.
Laporan Kementerian Pertahanan Inggris juga mengindikasikan bahwa Kementerian Keuangan Rusia merasa kondisi saat ini relatif menguntungkan tetapi mengantisipasi lingkungan fiskal yang semakin tidak pasti selama tahun depan, seperti dilansir dari Insider, Minggu (20/11/2022).
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pada bulan Juni Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) memblokir investor Amerika untuk membeli surat utang pemerintah dan perusahaan Rusia di pasar sekunder maupun primer.
Baca Juga:
Penggunaan Rudal Barat oleh Ukraina Potensi Pembenaran Rusia Gunakan Senjata Nuklir
Biaya sebenarnya dari invasi Rusia ke Ukraina sendiri masih belum jelas. Organization for Economic Co-operation and Development memperkirakan konflik tersebut akan merugikan ekonomi global sebesar USD2,8 triliun (Rp43,7 kuadriliun) pada akhir tahun 2023.
Sekolah Ekonomi Kyiv memperkirakan pada bulan Agustus bahwa kerusakan ekonomi Ukraina akibat penghancuran bangunan dan infrastruktur mencapai $113 miliar (Rp1.767 kuadriliun).
Pemerintah memperkirakan pada musim panas dibutuhkan USD5 miliar (Rp78,2 triliun) per bulan untuk mempertahankan layanan penting, dan sekitar USD750 miliar (RP11,7 kuadriliun) untuk rekonstruksi.