WahanaNews.co | Presiden
Jokowi menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Informal Kerja Sama Ekonomi
Asia Pasifik (APEC) secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, pada Jumat
(16/7) malam.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Subianto Hadiri KTT G20 di Rio de Janeiro
Pertemuan tersebut dipimpin Perdana Menteri (PM) Selandia
Baru, Jacinda Ardern, selaku Ketua APEC tahun ini. KTT informal itu digagas
Selandia Baru untuk membahas penanganan pandemi COVID-19. Biasanya KTT APEC
digelar setahun sekali sekitar November.
Dalam pertemuan itu, Jokowi menyatakan pentingnya
solidaritas dan kerja sama antarnegara untuk bersama melawan pandemi COVID-19.
Jokowi secara khusus menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara APEC untuk
memperkecil kesenjangan vaksinasi.
"Dalam kaitan ini, Presiden mengharapkan APEC dapat
berkontribusi untuk menutup ketimpangan vaksinasi global, termasuk melalui
berbagi dosis lewat COVAX Facility," ujar Menlu Retno Marsudi dalam
keterangannya di Istana Negara, Jakarta, usai mendampingi Jokowi di pertemuan
tersebut. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Seskab Pramono Anung turut
mendampingi Jokowi di pertemuan itu.
Baca Juga:
Presiden Prabowo dan Sekjen PBB António Guterres Bahas Sejumlah Isu Strategis dalam Pertemuan Bilateral di Brasil
Jokowi mencontohkan kesenjangan vaksinasi melalui data bahwa
penyuntikan dosis vaksin di kawasan ASEAN baru mencapai 17,63 persen dari
populasi, kawasan Afrika baru 4,3 persen dari populasi. Sementara di kawasan
Amerika Utara dan Eropa masing-masing sebesar 77,73 persen dan 76,81 persen
dari total populasi.
Jokowi mengingatkan pertimbangan epidemiologi harus selalu
menjadi dasar utama dan bukan pertimbangan pengaruh politik, termasuk dalam isu
vaksin ini. Ia sekaligus menyampaikan bahwa APEC harus mendorong peningkatan
produksi vaksin global.
"Terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan, yaitu
diversifikasi produksi vaksin ke negara berkembang, eliminasi hambatan
perdagangan terkait bahan baku vaksin, kemudian dukungan terhadap TRIPS waiver
untuk mengatasi pandemi, dan alih teknologi vaksin terkini," ucap Menlu Retno.