WahanaNews.co | India dan China menolak "menghapus" penggunaan batubara secara total pada menit-menit terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim COP26 yang selesai dilakukan di Glasgow, Skotlandia, Sabtu (13/11/2021).
Kedua negara itu bergerak melobi 197 negara lain untuk "mengurangi" penggunaan batubara, bukan “menghapus”.
Baca Juga:
Maksud Hati Cegah Kiamat Batubara, Apa Daya China-India Malah Kena Murka
Dalam draf perjanjian tertulis sebelumnya, disebutkan bahwa negara-negara dunia akan sepakat batubara untuk segera "dikiamatkan".
Namun India, yang didukung China, menolak kata "penghapusan" dan mengajukan petisi mendukung penggunaan frasa "mengurangi secara bertahap".
India mengajukan petisi itu bukan tanpa sebab.
Baca Juga:
Kejelasan Politik Wajib Kawal Janji “Ceraikan” Batubara
Ini terkait karakteristik sosial, politik, dan ekonomi yang sangat berbeda di setiap negara.
Negara berkembang masih membutuhkan batubara.
India, misalnya, sangat bergantung dengan batu bara dan menggunakan 70% energi fosil untuk produksi energi dalam negeri.
"Bagaimana orang bisa berharap bahwa negara berkembang membuat janji untuk menghapus subsidi batubara dan bahan bakar fosil secara bertahap?" tanya Menteri Lingkungan India, Bhupender Yadav, di KTT COP26.
"Negara-negara berkembang masih harus berurusan dengan agenda pengentasan kemiskinan mereka," tambahnya.
China pun wajar menjadi pendukung utama India.
Melihat kondisi China diterpa krisis listrik, akan berat untuk mengurangi batubara yang selama ini jadi tulang punggung energi Negeri Panda tersebut.
Pemerintah China sedang giat menambah produksi untuk mengisi kekosongan pasokan batubara nasional yang sangat dibutuhkan sekarang.
Sebagai informasi, Beijing bahkan menyerukan penambahan kapasitas produksi batubara guna memenuhi kebutuhan tersebut, rata-rata produksi harian batubara China mencapai sekitar 12 juta ton pada hari Rabu, naik 120.000 ton dari rekor harian sebelumnya.
Terkait hal ini, Presiden COP26 mengatakan, China dan India perlu menjelaskan mengapa mereka bersikeras mengubah kata "penghapusan" menjadi "mengurangi secara bertahap" penggunaan batubara.
Terutama ke negara yang rentan terhadap krisis iklim.
"China dan India harus menjelaskan diri mereka sendiri kepada negara-negara yang paling rentan terhadap iklim di dunia," kata anggota parlemen Inggris, Alok Sharma, yang memimpin negosiasi COP26, dikutip dari CNBC International, Senin (15/11/2021).
Sharma mengatakan, selama beberapa minggu terakhir jelas ada negara-negara tertentu yang tidak ingin membicarakan batubara dalam pertemuan tersebut.
"Tetapi, pada akhirnya, ini adalah pertama kalinya kami memiliki bahasa tentang batubara dalam keputusan COP. Saya pikir itu benar-benar bersejarah," katanya, mengakui.
"Pasti akan lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk masalah ini," lanjutnya. [qnt]