WahanaNews.co | Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin, kembali membuat heboh. Kali ini, PM yang berusia 36 tahun itu tampak sedang menikmati aksi hedonisnya dalam sebuah pesta liar.
Video rekaman momen tersebut beredar di media sosial. Sanna Marin tampak minum-minum bersama beberapa orang sambil berjoget.
Baca Juga:
Cuaca Dingin Finlandia Bisa Bekukan Air Mendidih di Ruang Terbuka
Sanna Marin juga terlihat menyanyikan lagu-lagu milik rapper Petri Nygård dan penyanyi Antti Tuisku.
Iltalehti mengabarkan Sanna Marin, pada kesempatan itu, juga ditemani beberapa toko populer di Finlandia, seperti pembawa acara televisi, YouTuber, penyiar radio hingga stylist.
"Berdasarkan video, tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti kapan dan di mana mereka direkam," tulis surat kabar itu, dikutip dari news.co.au, Jumat (19/8/2022).
Baca Juga:
10 Penyebab Kenapa Siswa Finlandia Pintar-Pintar
Sepertinya video itu diambil di apartemen pribadi. Iltalehti tidak dapat menghubungi Marin atau stafnya pada Rabu malam untuk mengomentari video tersebut. Pesta Marin dan publisitas media sosial, yang berbeda dari gaya tradisional perdana menteri, telah menarik banyak perhatian dan diskusi."
Beberapa kali, Sanna Marin mendapatkan kritikan karena sering datang ke festival dan klub malam. Tahun lalu, ia juga diprotes lantaran pergi untuk makan dan minum setelah salah satu menterinya dinyatakan positif COVID-19.
Video yang menunjukkan Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin sedang menari dalam pesta privat bersama teman-temannya beredar secara online dan banyak ditonton publik. Marin pun mengaku kesal karena video yang seharusnya menjadi ranah pribadi itu dibocorkan ke publik.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (19/8/2022), Marin yang berusia 36 tahun sebelumnya mencetak rekor sebagai kepala pemerintahan termuda di dunia saat terpilih pada Desember 2019 lalu. Dia menyebut video dirinya tengah berpesta yang dibocorkan ke publik itu sebenarnya hanya untuk ditonton kalangan teman-temannya.
Video yang bocor ke publik itu memiliki durasi dua menit dan menunjukkan Marin sedang menyanyi juga menari bersama dengan para artis dan influencer terkenal di Finlandia. Video itu beredar luas di media sosial dan di media lokal Finlandia sejak Rabu (17/8) waktu setempat.
Dilaporkan bahwa video itu awalnya diposting ke sebuah akun Instagram privat. Tidak diketahui bagaimana bisa video itu bocor ke publik dan beredar luas di media sosial.
Saat berbicara kepada wartawan pada Kamis (18/8) waktu setempat, Marin menuturkan dirinya saat itu menyadari tengah direkam dengan kamera, namun tidak mengira video-videonya akan diungkap ke publik.
"Video-video ini bersifat pribadi dan direkam di ruang privat. Saya kesal karena video-video ini diketahui publik," ucap Marin kepada wartawan setempat.
Dia mengaku tak tahu siapa yang membocorkan video privat itu.
Menyusul bocornya video pesta privat Marin ke publik, banyak warga Finlandia yang menyuarakan dukungan untuk pemimpin muda mereka. Publik Finlandia mendukung Marin yang mampu menjalankan kehidupan pribadinya dengan baik di tengah kariernya yang memegang jabatan tinggi di negara itu.
Namun salah satu surat kabar lokal, Helsingin Sanomat, menyebut momen yang terekam video itu memicu pertanyaan soal penilaian yang dimiliki Marin.
"Marin mungkin bertindak dengan itikad baik, namun dia seharusnya tidak mudah ditipu," tulis Helsingin Sanomat.
"Perdana Menteri bisa, dalam situasi sensitif, menempatkan senjata perang informasi di tangan mereka yang ingin menyakiti Finlandia," imbuh surat kabar itu.
Lebih lanjut, Marin menyebut video yang beredar itu merupakan kompilasi klip dari dua acara terpisah yang digelar beberapa pekan lalu. Dia mengakui orang-orang yang hadir dalam pesta itu mengonsumsi minuman beralkohol, tapi tidak ada yang mengonsumsi narkoba sepengetahuan dia.
"Kami hanya berpesta, juga dengan cara yang riuh. Saya menari dan menyanyi," ucap Marin, sembari menyangkal bahwa video itu menjadi aksi publisitas kurang dari setahun menjelang pemilu tahun depan.
Pada Januari lalu, Marin menuturkan kepada Reuters bahwa dirinya dan jajaran menteri wanita yang juga masih muda telah menjadi target ujaran kebencian yang luas karena jenis kelamin dan penampilan mereka saat menjabat. [qnt]