WahanaNews.co | Intelijen Amerika Serikat (AS) memublikasikan data belanja pembelian jutaan amunisi artileri dan roket Rusia, dari Korea Utara (Korut). Dengan data tersebut, Rusia dinilai mulai terkena dampak sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika dan negara-negara Barat lainnya.
Seorang pejabat intelijen Amerika yang identitasnya dirahasiakan mengungkap data tersebut. Rusia disebut membeli jutaan amunisi artileri dan roket untuk mendukung invasi Ukraina.
Baca Juga:
Film Laga Komedi Jackie Chan "Panda Plan" Tayang di 30 Bioskop Amerika Utara
Akan tetapi, pejabat intelijen itu tidak menjelaskan secara rinci, baik spesifikasi amunisi, termasuk jenis dan waktu pembelian. Di sisi lainnya Kementerian Pertahanan AS memastikan telah melihat sejumlah sinyal jika Rusia mulai mengalami kesulitan keuangan.
Juru Bicara Pentagon, Brigadir Jenderal Pat Ryder, mengatakan kemampuan logistik mliter Rusia dalam perang Ukraina mulai menurun.
"Kami memiliki indikasi bahwa Rusia telah mendekati Korea Utara untuk meminta amunisi. Itu menunjukkan dan menunjukkan situasi yang dihadapi Rusia dalam hal kemampuan logistik dan keberlanjutannya yang terkait dengan Ukraina,” ujar Ryder.
Baca Juga:
Israel Siap-siap Serang Rafah, AS Ancam Israel Setop Suplai Senjata
“Kami menilai bahwa segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik di depan itu untuk Rusia," katanya dikutip VIVA Militer dari American Military News.
Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat justru berkata sebaliknya. Dari pandangannya, Dewan Keamanan Nasional AS sama sekali tidak yakin jika senjata-senjata Korut telah masuk ke perang Ukraina.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Laksamana Muda (Purn.) John Kirby, menyatakan jika kabar itu hanya menunjukkan keputusasaan Presiden Vladimjr Putin, yang memberikan perintah menyerang Ukraina.
"Ini merupakan indikasi seberapa besar industri pertahanannya menderita akibat perang dan tingkat keputusasaan yang dia berikan ke negara-negara seperti Iran dan Korea Utara untuk meminta bantuan,” ucap Kirby. [qnt]