Pada September 2020, pemerintah India mengesahkan tiga buah undang-undang yang digadang akan memodernisasi dan memberi energi pada sektor pertanian.
Langkah-langkah tersebut memungkinkan petani untuk langsung menjual produk mereka di luar pasar grosir yang diatur pemerintah, dan langsung kepada pemborong.
Baca Juga:
Bentuk Protes, Pria di India Nekat Bakar Diri hingga Tewas!
Tetapi para petani khawatir undang-undang ini akan malah mengancam mata pencaharian mereka.
Dengan melonggarkan peraturan seputar penyimpanan dan pemasaran hasil panen, perusahaan besar dinilai akan mendapatkan keuntungan paling besar, meninggalkan para pemain kecil pada belas kasihan pasar bebas.
Lebih dari 50% penduduk India bergantung pada sektor pertanian untuk mencari nafkah. Pertanian menyumbang sekitar 15% dari ekonomi India senilai $2,7 triliun (sekitar Rp38,4 kuadriliun).
Baca Juga:
Berduka Abe Meninggal, PM India Deklarasikan 9 Juli Hari Berkabung Nasional
Protes berkepanjangan
Para petani memulai protes menentang UU tersebut dengan berjalan kaki ke Delhi pada tahun lalu, tetapi perjalanan mereka dihentikan oleh pasukan keamanan.
Mereka berkemah di perbatasan Delhi bahkan selama bulan-bulan musim dingin yang menggigit.