WahanaNews.co | Covid-19 bukan satu-satunya masalah di dunia.
India dan Pakistan, misalnya, kini harus berjibaku dengan polusi udara.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Ibu Kota India, New Delhi, misalnya, terpaksa menutup sekolah-sekolah dan meminta warga bekerja dari rumah (WFH).
Bukan hanya itu, 11 pembangkit listrik batu bara (PLTU) juga disetop beroperasi.
Kualitas udara dikatakan telah memburuk di seluruh India utara dan wilayah negeri itu yang berdekatan dengan Pakistan.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Bukan hanya kendaraan bermotor dan industri, asap pembakaran tanaman musiman dan suhu musim dingin jadi hal lain yang memperburuk kabut asap beracun.
"Senjata anti-kabut asap, yang menyemprotkan kabut ke udara, dan alat penyiram air diperintahkan untuk beroperasi di titik-titik polusi setidaknya tiga kali sehari," tulis AFP, mengutip Komisi Manajemen Kualitas Udara, Selasa (15/11/2021).
Perintah itu datang beberapa hari setelah pemerintah Delhi menolak seruan Mahkamah Agung India untuk menyatakan "penguncian polusi" pertama di kota itu.
Sementara itu sejumlah warga Lahore mengaku tersiksa dengan polusi yang menyelimuti kota.
Tingkat PM 2,5, partikel terkecil dan paling berbahaya yang mencemari udara, hampir 118 mikrogram per meter kubik atau delapan kali lebih tinggi dari rekomendasi WHO.
"Anak-anak mengalami penyakit pernapasan... demi Tuhan, temukan solusinya," kata buruh Muhammad Saeed.
"Kami adalah orang miskin, kami bahkan tidak mampu membayar biaya dokter," kata warga lain, penjaga toko Ikram Ahmed.
"Kami hanya bisa memohon kepada mereka untuk mengendalikan polusi. Saya bukan orang yang melek huruf, tetapi saya telah membaca bahwa Lahore memiliki kualitas udara terburuk dan kemudian India Delhi. Jika terus seperti ini, kami akan mati," tandasnya. [dhn]