"Dedolarisasi tentu saja bukan tujuan kami dan tidak ada dalam pembahasan. Mata uang BRICS merupakan ide yang diajukan oleh salah satu anggota dan telah dibahas tetapi belum ada keputusan yang diambil," sambungnya.
Pernyataan-pernyataan ini kemungkinan besar yang membuat Trump mengecualikan India dari ancaman tarif. India dinilai sepenuhnya mendukung prospek dolar AS.
Baca Juga:
Bergabung dengan BRICS, Pengamat: Indonesia Bakal Dapat Keuntungan Baru
India juga membutuhkan dolar AS karena ekonominya bergantung pada kemajuan Amerika melalui sektor teknologi informasi dan sektor-sektor lainnya.
AS telah berinvestasi besar di India karena kantor-kantor cabang dan campur tangan dengan bisnis dapat terbukti merugikan bagi pemerintah Modi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar berulang kali mengatakan dalam beberapa wawancara bahwa mereka tidak mendukung inisiatif dedolarisasi.
Baca Juga:
Indonesia Jadi Pelopor ASEAN di Keanggotaan BRICS
Ia menjelaskan bahwa India akan menyelesaikan perdagangan dalam mata uang lokal dengan negara-negara lain hanya jika sesuai dengan perjanjian perdagangan.
Jaishankar juga memuji Trump dan mengatakan bahwa India memiliki hubungan yang baik dengan pemerintahan Gedung Putih yang baru.
"Kami selalu mengatakan bahwa India tidak pernah mendukung de-dolarisasi," katanya dalam berbagai konferensi pers.