Menyoal nantinya komoditas apa yang akan Korea Selatan minta, DAPA masih akan mengadakan pertemuan lagi secara terpisah dengan Kementerian terkait Indonesia.
"Kami memiliki rutinitas terpisah, jadi apa yang kami buat di sini masuk ke gudang kami dan apa yang dibangun oleh orang Indonesia di sana akan masuk ke milik mereka," kata seorang pejabat DAPA.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Indonesia diperkirakan akan menerima 48 unit KF-21 Boramae dan Korea Selatan sebanyak 120 unit.
Dikutip dari Hankyoreh, menurut pejabat DAPA, opsi pembayaran untuk Indonesia beragam, termasuk perlengkapan militer, produk biasa, sumber daya bawah tanah, dan lain-lain.
Pejabat itu menambahkan bahwa rincian mengenai jenis dan jumlah barang tertentu akan dibahas di kemudian hari.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
Bahkan jika Indonesia memutuskan untuk membayar dengan sumber daya alam, tidak ada perjanjian yang akan merugikan importir dalam negeri akan ditandatangani.
“Misalnya, jika minyak sawit digunakan untuk membayar proyek, maka ini dapat dijual ke luar negeri tanpa harus membayar untuk memasuki Korea Selatan terlebih dahulu," ujar pejabat tersebut.
Berbeda dengan pejabat DAPA yang girang akan dapat minyak sawit Indonesia untuk pembayaran KF-21 Boramae, rakyat Korea Selatan justru menganggap hal ini sebagai negosiasi memalukan.