“Mungkin masyarakat tetap menyumbang, tapi lebih memilih menyalurkan sumbangannya secara langsung ke penerima manfaat atau kelompok-kelompok terdekat di sekitar mereka” katanya.
Hamid memperkirakan sektor filantropi di Indonesia dan di seluruh dunia tahun depan dan beberapa tahun mendatang akan menghadapai 3 tantangan yang berat, yakni lingkungan geopolitik yang tidak stabil akibat perang Rusia – Ukraina, ancaman resesi ekonomi global, dan dampak perubahan iklim yang mempengaruhi pasokan makanan, migrasi dan bencana alam. Untuk menghadapi tantangan berat ini, lembaga filantropi perlu meningkatkan kapasitas organisasi dan stafnya agar bisa bekerja secara efektif dan efisien. Lembaga filantropi juga dituntut untuk mengembangkan strategi dan cara-cara inovatif dalam memobilisasi sumber daya untuk menjamin keberlanjutan program dan organisasinya di masa-masa sulit.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Dalam kondisi ini, kolaborasi multi pihak sangat dibutuhkan agar bisa saling melengkapi dan menguatkan pendekatan dan strategi program masing-masing lembaga untuk menghadapi persoalan dumia yang lebih kompleks. Dan yang terpenting, dukungan pemerintah dalam bentuk fasilitasi, kemudahan, dan insentif, juga sangat diperlukan untuk menunjang keberlanjutan organisasi Filantropi dan nirlaba.[gab]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.