WahanaNews.co, Jakarta - Inggris dilaporkan bakal menganggap kelompok tentara bayaran Wagner Group sebagai organisasi teroris.
Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengatakan Wagner Group adalah "alat militer Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin yang keras dan destruktif."
Baca Juga:
Perang Besar di Depan Mata, Negara-negara Afrika Barat Bersiap Gempur Niger
"Mereka (Wagner) jelas-jelas dan sederhana adalah teroris, deklarasi ini pun memperjelas hal itu dalam hukum Inggris," ucap Braverman pada Selasa (5/9) seperti dikutip Reuters.
Lembaga penyiaran Inggris, BBC, melaporkan rencana pemerintah ini memungkinkan setiap aset Wagner Group diblokir dan dianggap sebagai properti teroris.
Dengan begitu, setiap bentuk dukungan dan hubungan dengan Wagner Group merupakan tindakan ilegal di Inggris.
Baca Juga:
Alasan Putin Ganti Bos Tentara Bayaran dengan 'Rambut Abu-Abu'
Warga Inggris juga dilarang membantu, berhubungan, hingga mempromosikan kelompok Wagner Group.
Wagner Group merupakan salah satu kelompok paramiliter yang diandalkan Rusia, terutama dalam membantu menginvasi Ukraina.
Namun, sejak enam bulan terakhir, relasi Wagner dan Rusia terus merenggang sampai kelompok tentara bayaran itu ogah membantu Moskow berperang hingga angkat kaki dari Ukraina.
Penetapan Wagner Group sebagai kelompok teroris ini juga berlangsung tak lama setelah Rusia mengonfirmasi bos tentara swasta ini, Yevgeny Prigozhin, tewas dalam kecelakaan pesawat saat dalam perjalanan dari St. Petersburg ke Moskow pada 23 Agustus lalu.
Banyak pihak menuding Presiden Vladimir Putin lah dalang dibalik kematian Prigozhin yang merupakan mantan sekutu dekatnya itu.
Sebab, kecelakaan Prigozhin terjadi kurang lebih dua bulan setelah Wagner Group melancarkan pemberontakan terhadap Putin dengan menyerang markas militer Rusia di Rostov.
Prigozhin juga sempat mengerahkan pasukan Wagner Group ke Moskow meski akhirnya batal setelah disebut mencapai kesepakatan dengan Rusia.
Saat itu, Istana Kepresidenan Kremlin bahkan menegaskan Rusia tidak akan menghukum Prigozhin atas tindakannya itu.
Padahal, pemerintahan Putin terkenal kerap menghukum berat oposisi dan pemberontak.
Setelah kematian Prigozhin, Rusia pun mengambil alih kendali atas Wagner Group. Kremlin bahkan disebut telah menunjuk Kepala unit operasi rahasia badan intelijen Rusia (GRU), Jenderal Andrey Averyanov, untuk menggantikan Prigozhin sebagai bos Wagner Group.
Meski begitu, belum jelas bagaimana nasib para pasukan dan organisasi Wagner Group setelah ditinggal mati Prigozhin.
[Redaktur: Sandy]