WahanaNews.co | Pihak Inggris memprediksi perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dapat berlanjut hingga akhir tahun depan. Hal tersebut disampaikan Inggris itu disampaikannya saat menjawab pertanyaan dari wartawan di New Delhi selama kunjungan dua hari ke India.
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengatakan ada kemungkinan realistis dari Rusia memenangkan perang melawan Ukraina .
Baca Juga:
Boris Johnson Pertimbangkan Maju untuk Masa Jabatan Kedua PM Inggris
Dia diminta untuk mengomentari perkiraan pejabat Barat apakah Rusia dapat memenangkan perang yang mungkin berlanjut untuk waktu yang sangat lama.
"Ya. Maksud saya, lihat. Yang menyedihkan itu adalah kemungkinan yang realistis. Ya, tentu saja, Putin memiliki pasukan yang besar. Dia memiliki posisi politik yang sangat sulit karena dia telah membuat kesalahan besar," kata Johnson.
"Dia memiliki satu-satunya pilihan sekarang adalah untuk terus mencoba menggunakan pendekatan penggilingannya, dipimpin oleh artileri yang mencoba menggiling Ukraina. Dia sangat dekat untuk mengamankan jembatan darat di Mariupol sekarang. Situasinya, saya khawatir, tidak dapat diprediksi pada tahap ini. Kami hanya harus realistis tentang ini," lanjut Johnson, seperti dikutip Hindustan Times, Sabtu (23/4/2022).
Baca Juga:
Liz Truss Mundur, Tagar #bringbackboris Menggema di Inggris
"Tapi kita juga telah melihat kepahlawanan yang luar biasa dari Ukraina dan kemauan untuk berjuang. Dan saya memberitahu Anda sesuatu. Tidak peduli apa...itu bisa menjadi waktu yang lama, saya setuju," paparnya.
"Tapi dia tidak akan mampu menaklukkan semangat rakyat Ukraina. Dan itu adalah fakta yang dapat diamati. Sebaliknya, apa yang dia lakukan setiap hari adalah memperkuat dan memperkuat keinginan untuk melawan," imbuh PM Inggris, yang menambahkan bahwa London sekarang berencana untuk mengirim tank ke Polandia.
Negara-negara yang mendukung Ukraina sekarang harus memikirkan apa lagi yang dapat mereka lakukan dalam bentuk berbagi intelijen, pelatihan militer, sanksi ekonomi, dan tekanan yang semakin intensif terhadap Putin.