WahanaNews.co | Paus Fransiskus bercerita, sekitar tiga pekan setelah perang Rusia - Ukraina berkecamuk, ia meminta diplomat Vatikan untuk mengirimkan pesan ke Putin.
Ia mengaku, ingin bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Moskow untuk mendesak penghentian perang di Ukraina.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Fransiskus mengungkapkan keinginan itu saat wawancara dengan media Italia, Corriere Della Sera, yang dirilis pada Selasa (3/5/2022).
"[Pesan itu berbunyi] bahwa saya ingin ke Moskow. Tentu saja, pemimpin Kremlin perlu mengizinkan pertemuan ini. Kami belum menerima tanggapan dan kami masih bersikeras," kata Fransiskus, seperti dikutip Reuters.
Ia kemudian berujar, "Saya takut Putin tak bisa dan tak ingin menggelar pertemuan saat ini. Namun, mengapa Anda tak bisa menghentikan kebrutalan itu? Dua puluh lima tahun lalu di Rwanda kita melalui hal yang sama."
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Perang di Ukraina sendiri menyebabkan hubungan Vatikan dan Gereja Ortodoks Rusia tegang. Konflik ini juga menyebabkan perpecahan di antara umat Kristen Ortodoks di seluruh dunia.
Untuk mencegah perpecahan meluas, Vatikan mempertimbangkan untuk memperpanjang satu hari perjalanan paus ke Libanon yang dijadwalkan pada 12-13 Juni mendatang.
Dengan demikian, dia bisa bertemu dengan Uskup Kirill. Pasalnya, dalam perbincangan pada Maret lalu, Kirll membeberkan pernyataan - pernyataan kepada Paus Fransiskus yang bernada membela perang.
Namun, ia akhirnya membatalkan rencana untuk bertemu dengan Kirill.
"Kami [paus dan keuskupan Kirill] adalah pendeta umat Allah yang sama. Itulah sebabnya kami harus mencari jalan damai, menghentikan penembakan. Uskup tidak bisa menjadi putra altar Putin," kata Paus Fransiskus.
Paus juga mengatakan bahwa bertemu Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, pada 21 April lalu. Dalam pertemuan itu, Orban mengatakan bahwa Rusia berencana mengakhiri perang pada 9 Mei mendatang. [rsy]