WahanaNews.co | Pelaku pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yakni Tetsuya Yamagami mengakui jika alasan dirinya membunuh karena dipicu oleh dendam.
Menurutnya, Abe dianggap turut berkontribusi dalam merusak keluarganya, terutama sang ibu.
Baca Juga:
Atasi Krisis Angka Kelahiran, Jepang Bentuk Badan Khusus
Yamagami mengatakan ibunya bangkurut sejak bergabung dengan organisasi yang juga disebutnya terkait dengan Abe itu. Bahkan keluarganya menjadi pecah sejak sang ibu bergabung.
Belakangan diketahui bahwa organisasi keagamaan yang dimaksud adalah Gereja Unifikasi.
Kantor berita Kyodo, mengutip sumber penyelidik, melaporkan Yamagami yakin Abe ikut mempromosikan organisasi tersebut.
Baca Juga:
Menyusul Intimidasi China dan Korut, Jepang Sebut Asia Timur Bisa Jadi ‘Ukraina’
Ibunya memberikan sumbangan besar untuk gereja sampai mengabaikan perekonomian keluarga.
Tomihiro Tanaka, presiden Federasi Keluarga untuk Perdamaian Dunia dan Unifikasi cabang Jepang atau biasa disebut Gereja Unifikasi, membenarkan ibu Yamagami adalah anggotanya.
Namun Tanaka menolak menjelaskan berapa besar sumbangan yang diberikan ibu Yamagami.
Menurut Tanaka, ibu Yamagami pertama kali bergabung dengan Gereja Unifikasi pada 1998, namun tak aktif antara 2009 dan 2017.
Sekitar 2 sampai 3 tahun lalu ibu Yamagami kembali menjalin komunikasi dengan anggota gereja. Kemudian dalam 6 bulan terakhir dia kembali sering menghadiri acara.
Lebuh lanjut dia menegaskan Abe bukan anggota maupun penasihat Gereja Unifikasi. Namun organisasi siap membantu penyelidikan polisi jika diminta.
Berdasarkan keterangan di situs web gereja, Abe sempat menghadiri acara yang diselenggarakan sebuah organisasi yang berafiliasi dengan Gereja Unifikasi pada September 2021.
Saat itu dia berpidato memuji peran organisasi afiliasi dalam menciptakan perdamaian di Semenanjung Korea.
Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan pada 1954 oleh Sun Myung Moon. Kelompok ini sempat menjadi perhatian global karena menggelar pernikahan massal ribuan pasangan sekaligus.
Kelompok ini memiliki sekitar 600.000 anggota di Jepang, dari total 10 juta di seluruh dunia. Moon meninggal pada 2012. [rsy]