"Pada 30 Juni, Penerbangan JL8696 mengalami kerusakan pada sistem tekanan kabin, disertai peringatan mengenai tekanan kabin yang tidak normal," ujar Japan Airlines dalam pernyataan resminya kepada The Independent.
"Sesuai prosedur darurat, pesawat menurunkan ketinggian ke level aman. Penting untuk ditegaskan bahwa tidak terjadi dekompresi mendadak. Namun, karena ada potensi penurunan tekanan kabin, masker oksigen diturunkan sebagai langkah antisipasi. Proses penurunan ketinggian dilakukan sesuai protokol keselamatan standar untuk menjamin keselamatan penumpang dan awak pesawat."
Baca Juga:
Garuda Indonesia – Japan Airlines Kerja Sama Perkuat Ekspansi Jaringan Penerbangan di Asia Pasifik
Japan Airlines menyebutkan bahwa investigasi masih berlangsung untuk menentukan penyebab pasti gangguan tersebut. Tidak ada korban luka dilaporkan dalam insiden itu.
"Sejauh ini, tidak ada laporan mengenai luka atau gangguan kesehatan pada penumpang maupun awak," kata Japan Airlines dalam pernyataan yang sama.
Maskapai juga telah memberikan kompensasi kepada para penumpang. Meskipun penerbangan dioperasikan oleh Japan Airlines, pesawat dan kru berasal dari Spring Japan melalui perjanjian sewa.
Baca Juga:
Partisipasi di Pameran Sound Messe in Osaka 2024, Gitar Indonesia Catat Transaksi Potensial Rp15,5 Miliar
Media melaporkan bahwa situasi menegangkan terjadi di dalam kabin saat masker oksigen tiba-tiba keluar dari panel atas kepala.
Seorang penumpang yang diidentifikasi sebagai Wang, dalam wawancara dengan The Standard, menggambarkan ketakutan yang muncul ketika melihat awak kabin nyaris menangis.
Ia menyebut suasana dalam pesawat menjadi sunyi dan mencekam setelah masker oksigen turun.