WahanaNews.co | Angkatan Laut Iran memublikasikan tayangan video yang memperlihatkan aksi tentara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) terjun di atas kapal tanker minyak Advantage Sweet tujuan Houston di Teluk Oman.
Para tentara itu tampak begitu tangkas dan cepat saat merebut kendali kapal tanker.
Baca Juga:
Balas Israel, Iran Disebut Bakal Tingkatkan Kekuatan Hulu Ledak
Naval Forces Central Command (NAVCENT) Amerika Serikat (AS) mengumumkan kapal tanker minyak Advantage Sweet berbendera Marshall Island direbut pasukan Iran pada hari Kamis setelah kapal tersebut meninggalkan Kuwait untuk perjalanan ke Houston, AS.
“Advantage Sweet direbut oleh Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran saat transit di perairan internasional di Teluk Oman,” kata NAVCENT.
"Pelecehan terus-menerus Iran terhadap kapal dan campur tangan hak navigasi di perairan regional merupakan ancaman bagi keamanan maritim dan ekonomi global," lanjut pernyataan NAVCENT, seperti dikutip AP, Sabtu (29/4/2023) .
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
"Dalam dua tahun terakhir, Iran secara tidak sah telah menyita setidaknya lima kapal komersial yang berlayar di Timur Tengah," imbuh pernyataan NAVCENT.
Video yang dirilis Angkatan Laut Iran menunjukkan pasukan IRGC mendekati kapal tanker minyak melalui helikopter saat melakukan perjalanan melalui Teluk Oman.
Seorang prajurit IRGC terlihat mengacungkan senapan keluar dari pintu helikopter saat helikopter "menyapu" kapal dari kejauhan.
Rekaman tambahan menunjukkan anggota IRGC turun dari helikopter melalui tali sebelum mengambil kendali kapal tanker minyak.
Melansir Sindonews, insiden internasional ini hanyalah yang terbaru dari serangkaian aksi pasukan Iran terhadap kapal asing di dekat wilayahnya.
"Republik Islam terus membuktikan bahwa terorisme dan destabilisasi regionalnya tidak terbatas pada darat, udara, atau bahkan perairan internasional. Ancaman Teheran terhadap pelayaran internasional hampir setua Republik Islam itu sendiri," kata Behnam Ben Taleblu, senior fellow dan pakar Iran di Foundation for Defense of Democracies, kepada Fox News Digital.
“Iran terus menyandera kapal tanker minyak dan pelecehan terhadap kapal lain merobohkan teori bahwa keterlibatan China yang lebih besar di Teluk Persia dapat menahan perilaku buruk rezim,” imbuh dia.
Armada ke-5 Angkatan Laut AS mengaku masih memantau perkembangan situasi. [eta]