WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di Timur Tengah kembali memuncak ke level paling mematikan dalam dua dekade terakhir. Pada Jumat (13//6/2025) malam, dunia dikejutkan oleh hujan rudal dari Iran ke arah Israel.
Operasi balasan bertajuk “True Promise III” itu diluncurkan menyusul gelombang serangan udara Israel yang menargetkan jantung militer dan nuklir Iran.
Baca Juga:
Serangan Israel ke Iran Picu Gelombang Kecaman Global dari PBB hingga Selandia Baru
“Ini bukan hanya pembalasan, ini adalah pesan bahwa serangan terhadap tanah air kami akan dibalas dengan keras,” ujar seorang pejabat tinggi Iran dalam pernyataan resmi.
Sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, terlihat bekerja keras menghentikan ratusan rudal yang meluncur menuju wilayahnya.
Namun demikian, sejumlah rudal berhasil menembus pertahanan berlapis dan memicu ledakan di Tel Aviv dan Yerusalem.
Baca Juga:
True Promise III: Iran Balas Dendam Brutal, Rudal Menghantam Jantung Israel
Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 40 orang terluka, dan satu wanita dilaporkan tewas akibat luka serius yang dideritanya.
Media Iran melaporkan bahwa serangan Israel sebelumnya telah menewaskan 78 warga Iran, termasuk para ilmuwan nuklir dan tiga jenderal tinggi, Mayor Jenderal Mohammad Hossein Baqeri, Mayor Jenderal Hossein Salami, dan Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid.
Mereka dilaporkan tewas di kediaman masing-masing akibat serangan rudal.
"Ini merupakan kehilangan besar bagi Iran. Ketiga sosok ini adalah pilar kekuatan militer Iran," ujar analis keamanan regional, Dr. Ali Reza Shadmehr.
Di tengah saling serang itu, Iran juga mengklaim telah menembak jatuh dua jet tempur Israel yang menyerang Teheran. Salah satu pilot, seorang perempuan, dilaporkan tertangkap.
Ledakan besar terdengar di sekitar Bandara Internasional Mehrabad di Teheran, dengan asap hitam membubung tinggi, rekaman peristiwa itu dibagikan kantor berita Tasnim.
Sementara itu, Sekjen PBB António Guterres menyerukan penghentian eskalasi. “Perdamaian dan diplomasi harus menang,” tulisnya dalam unggahan media sosial.
Meski sistem pertahanan Iron Dome disebut berhasil menahan sebagian besar serangan, namun serangan besar-besaran ini menandai titik kritis konflik dua negara bersenjata berat ini. Dr. Rivka Cohen, pakar militer Universitas Tel Aviv, memperingatkan, “Jika situasi ini terus berlanjut, kita sedang melihat awal dari perang terbuka antara dua kekuatan regional.”
Militer Israel sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan meredam serangannya. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Tel Aviv tengah bersiap untuk serangan lanjutan, dengan target baru di dalam wilayah Iran.
Iran, di sisi lain, berjanji akan terus membalas hingga Israel menghentikan agresinya. Kantor berita IRNA menegaskan, "Serangan kami malam ini hanya awal dari respons penuh yang telah dirancang terhadap rezim Zionis."
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]