WahanaNews.co | Pemerintah Iran tengah merencanakan membeli jet tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia.
"Pembelian Sukhoi 35 dari Rusia sedang dipertimbangkan oleh Angkatan Udara Iran," kata Kepala Angkatan Udara Iran Hamid Vahedi kepada kantor berita lokal, Borna yang berafiliasi dengan Kementerian Olahraga Iran, seperti dilansir dari kantor berita AFP, Senin (5/9/2022).
Itu terjadi setelah militer Amerika Serikat mengatakan pekan lalu bahwa Rusia mulai menerima drone tempur Iran untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Menurut militer AS, banyak dari drone tempur tersebut telah terbukti rusak.
Baca Juga:
Danlanud Sri: Misi Belum Selesai Bila Belum Ketemu Keluarga
Baik Iran dan Rusia menjadi sasaran sanksi-sanksi ketat internasional -- Iran setelah AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 antara Teheran dan negara-negara kekuatan dunia, dan Rusia sejak menginvasi Ukraina pada Februari lalu.
Kedua negara itu telah menanggapi sanksi-sanksi internasional dengan meningkatkan kerja sama di bidang-bidang utama untuk membantu menopang ekonomi mereka.
Teheran dan Moskow telah bertahun-tahun melakukan pembicaraan untuk pembelian jet Sukhoi 30, kemungkinan kesepakatan yang menuai kecaman keras dari Washington.
Baca Juga:
Berikut Daftar Pesawat Tempur Milik Indonesia
Tetapi Vahedi mengatakan pada hari Minggu (4/9) waktu setempat bahwa "pembelian jet Sukhoi 30 tidak ada dalam agenda".
"Kami berharap di masa depan dapat memperoleh apa yang disebut generasi keempat jet tempur Su-35," imbuh Vahedi.
Pada tahun 2007, kedua negara menandatangani kontrak untuk pembelian sistem anti-rudal S-300 Rusia. Namun, Moskow menangguhkan penjualan pada tahun 2010 sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap program nuklir Iran.
Kesepakatan itu kembali berlaku pada tahun 2015, tak lama sebelum penandatanganan perjanjian nuklir Iran dengan kekuatan dunia.
Kementerian Pertahanan Iran kemudian mengkonfirmasi pada Mei 2016 bahwa republik Islam itu "memiliki sistem S-300 yang strategis".
Pada 9 Agustus, Rusia meluncurkan satelit Iran ke orbit, dengan media AS memperingatkan bahwa Moskow dapat menggunakan satelit itu untuk meningkatkan pengawasan terhadap target-target militer di Ukraina. Iran telah membantahnya. [qnt]