WAHANANEWS.CO, Jakarta - Serangan balik Iran terhadap Israel tidak hanya mencengangkan dunia, tetapi juga mengguncang keyakinan militer Israel sendiri.
Dihadapkan pada rentetan rudal balistik yang akurat dan mematikan, kekuatan pertahanan udara Israel dipaksa bekerja keras, sementara Iran menunjukkan kapasitas luar biasa untuk bertahan, melawan, dan bahkan merombak struktur militernya dengan cepat di tengah pertempuran.
Baca Juga:
Serangan Menggila, Bom Israel Hantam Kantor TV Iran Saat Siaran Langsung
Wakil Presiden Quincy Institute for Responsible Statecraft, Trita Parsi, menilai serangan rudal Iran ke Israel membuktikan bahwa Teheran memiliki kekuatan militer yang solid meski sempat kehilangan sejumlah tokoh penting.
"Mereka (Israel) meremehkan kemampuan Iran untuk berkumpul kembali setelah Israel berhasil menargetkan pimpinan tertinggi militer Iran dan berhasil membunuh beberapa dari mereka," ujar Parsi kepada CNN pada Senin (16/6/2025).
Menurutnya, Israel awalnya menyangka telah melumpuhkan rantai komando Iran, namun serangan rudal bertubi-tubi dari Iran membantah asumsi tersebut.
Baca Juga:
Iron Dome Jebol Lagi, Rudal Iran Tembus Markas Militer Israel di Tel Aviv
"Apa yang kita lihat sekarang adalah bahwa rudal Iran berhasil menembus semua lapisan sistem pertahanan udara Israel," tegasnya.
Pihak militer Israel pun mengakui adanya lonjakan serangan dan telah meminta warga sipil masuk ke tempat perlindungan bom sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sementara itu, Iran menunjukkan kecepatan luar biasa dalam merestrukturisasi komando militernya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei langsung menunjuk Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menggantikan Mohammad Bagheri sebagai kepala staf angkatan bersenjata.
Posisi pemimpin Garda Revolusi Iran kini dijabat Mohammad Pakpour, seorang veteran yang sebelumnya memimpin pasukan elite, menggantikan Hossein Salami yang tewas akibat serangan Israel.
Selain itu, Majid Mousavi juga ditunjuk menggantikan Amirali Hajizadeh sebagai komandan pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi.
Iran pun terus meluncurkan rudal balistik dalam jumlah besar. Pada Jumat malam (13/6/2025), hampir 150 rudal diarahkan ke jantung pertahanan Israel, termasuk markas komando militer di Tel Aviv.
Serangan ini dinilai sebagai demonstrasi nyata dari strategi dan kapabilitas Iran yang selama dua dekade membangun jaringan peluncur rudal berlapis, mulai dari peluncur tetap, peluncur bergerak, hingga peluncur bawah tanah.
Peluncur rudal bawah tanah ini memungkinkan seluruh proses peluncuran, mulai dari pemuatan, pengisian bahan bakar, hingga eksekusi, dilakukan dari dalam bumi tanpa terdeteksi.
Iran bahkan sempat mempublikasikan fasilitas tersebut sebagai pesan bahwa infrastruktur mereka sangat tahan serangan.
Dalam gelombang serangan terbaru, Iran disebut menggunakan rudal balistik berpemandu generasi baru bernama Haj Qassem, yang menurut Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh “dapat menghindari sistem THAAD dan Patriot buatan AS.”
Rudal ini mampu melaju dengan kecepatan Mach 11 dan membawa hulu ledak seberat 500 kilogram sejauh 1.200 kilometer.
Meskipun Israel membantah penggunaan rudal baru dalam konflik ini, para analis Barat tak menampik bahwa kemajuan program rudal Iran telah menjadi ancaman strategis yang tidak bisa dianggap remeh.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]