WahanaNews.co, Jakarta - Di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk, pasukan militer Israel menyerbu gudang penyimpanan makanan yang dimiliki oleh Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza Palestina.
Serangan tersebut menewaskan lima orang tewas, termasuk seorang staf UNRWA.
Baca Juga:
9 Staf UNRWA Dipecat PBB, Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel
Abu Hasna juga disebut "terlibat dalam mengambil kendali bantuan kemanusiaan dan mendistribusikannya kepada Hamas."
Dalam pernyataan, Hamas mengakui Abu Hasna sebagai anggota mereka. Ia disebut bertugas sebagai anggota kepolisian.
Hamas lantas mengecam pembunuhan Abu Hasna dan menuding Israel sengaja menyerang gudang UNRWA dengan maksud mengganggu distribusi bantuan warga Gaza.
Baca Juga:
AS Desak Israel Investigasi Serangan Udara Mematikan di Kamp Pengungsi Rafah, Palestina
Selain Abu Hasna, Hamas juga menyebut salah darurat untuk Rafah, Nidal al-Sheikh Eid.
UNRWA sementara itu menyatakan satu dari lma korban tewas ialah staf mereka. UNRWA juga menyebut 22 orang terluka buntut serangan itu.
"Serangan hari ini terhadap salah satu dari sejumlah kecil pusat distribusi UNRWA yang masih bertahan di Jalur Gaza terjadi ketika pasokan makanan hampir habis, kelaparan meluas, dan di beberapa area, berubah menjadi krisis kelaparan," kata kepala UNRWA, Philippe Lazzarini seperti dikutip Reuters, Kamis (14/3/2024).
Hamas sejauh ini membantah pihaknya mengambil kendali atas distribusi bantuan makanan. Sebaliknya, Hamas menuduh Israel menggunakan situasi kelaparan untuk menekan populasi Palestina.
Pada Rabu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya bertekad untuk mengganti UNRWA dengan agensi lain tanpa mengganggu proses pengiriman bantuan.
Melansir CNN Indonesia, agresi Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 31 ribu warga Palestina. Mayoritas korban ialah anak-anak dan perempuan.
Agresi yang sudah berlangsung selama lima bulan ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah di Gaza. Rakyat Palestina tak mendapat makanan, air bersih, hingga akses terhadap obat-obatan.
Mereka juga mulai terkena penyakit menular seiring dengan kondisi permukiman yang tak manusiawi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]