WAHANANEWS.CO, Kanada - Di Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat terisolasi pada Selasa (28/1) dalam mendukung keputusan Israel untuk melarang UNRWA, sementara banyak negara anggota menyuarakan dukungan kuat terhadap kelanjutan operasional badan tersebut.
Dorothy Shea, Kuasa Usaha Ad Interim AS untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa AS "mendukung pelaksanaan" keputusan Knesset Israel untuk melarang operasi badan PBB bagi pengungsi Palestina di wilayah yang diduduki Israel.
Baca Juga:
9 Staf UNRWA Dipecat PBB, Atas Dugaan Terlibat Serangan Hamas ke Israel
Meski UNRWA memiliki mandat dari Majelis Umum PBB, Shea mengeklaim bahwa "keputusan Israel untuk menutup kantor UNRWA di Yerusalem pada 30 Januari adalah keputusan kedaulatan Israel."
"UNRWA yang melebih-lebihkan dampak undang-undang tersebut dan menyatakan bahwa undang-undang itu akan menghentikan seluruh respons kemanusiaan adalah tindakan tidak bertanggung jawab dan berbahaya. Yang dibutuhkan adalah diskusi yang lebih mendalam tentang bagaimana memastikan tidak ada gangguan dalam pemberian bantuan kemanusiaan dan layanan penting," katanya.
Shea juga mengeklaim bahwa UNRWA bukanlah "satu-satunya opsi untuk menyediakan bantuan kemanusiaan di Gaza" dan menuduh badan PBB tersebut memiliki "hubungan dengan teroris."
Baca Juga:
AS Desak Israel Investigasi Serangan Udara Mematikan di Kamp Pengungsi Rafah, Palestina
Utusan Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menuduh AS mendukung pembunuhan warga sipil tak berdosa dengan menyediakan senjata kepada Israel dan mencegah pengesahan resolusi Dewan Keamanan.
"AS juga memblokir upaya apa pun untuk merancang langkah kolektif Dewan Keamanan dalam membela UNRWA," ujarnya.
Menyebut upaya Israel untuk menutup UNRWA sebagai pelanggaran hukum internasional, Nebenzia berkata: "Kami meminta rekan-rekan kami di Washington untuk sadar dan memberikan tekanan yang diperlukan pada Yerusalem Barat agar tidak memperburuk penderitaan warga sipil Palestina."