Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, keluarga tersebut sedang dalam perjalanan kembali ke rumah mereka di kawasan Zeitoun, Kota Gaza, ketika bus yang mereka naiki diserang karena dianggap melintasi garis kuning, batas imajiner yang ditetapkan tentara Israel untuk membedakan zona operasi mereka.
"Mereka mungkin tidak tahu di mana posisi garis itu, karena tidak ada tanda fisik di lapangan," ujar Mahmoud Basal selaku juru bicara badan pertahanan sipil, yang menilai keluarga itu tidak bisa membedakan antara garis kuning dan merah yang disebut tentara.
Baca Juga:
Satu Jenazah Bukan Sandera, Israel Gugat Akurasi Penyerahan Hamas
Rekaman video dari Badan Pertahanan Sipil Gaza dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB memperlihatkan evakuasi jenazah keluarga tersebut, termasuk tujuh anak dan tiga perempuan yang menjadi korban.
Militer Israel atau IDF membenarkan penembakan terhadap sebuah kendaraan di wilayah utara Gaza, menyatakan bahwa kendaraan mencurigakan terdeteksi melintasi garis kuning dan mendekati pasukan, dan mereka mengklaim telah melepaskan tembakan peringatan sebelum kendaraan itu dianggap mengancam.
Israel dan Hamas saling melempar tuduhan terkait pelanggaran kesepakatan gencatan senjata, dengan Israel menuding Hamas gagal mengembalikan seluruh jenazah sandera, sementara Hamas menyebut sudah menyerahkan 20 sandera hidup dan 12 dari 28 jenazah tetapi membutuhkan peralatan khusus untuk menemukan sisanya di reruntuhan.
Baca Juga:
Gencatan Senjata Retak, Israel Tembaki Warga Gaza yang Coba Pulang Kampung
Untuk mendukung pencarian tersebut, Turki mengirim puluhan ahli penyelamat bencana untuk membantu menggali puing bangunan, sementara Kementerian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 68.000 warga Palestina telah tewas sejak perang bermula dan memperkirakan sedikitnya 10.000 jasad masih terperangkap di bawah reruntuhan.
Badan Pertahanan Sipil Gaza memperkirakan sekitar 60 juta ton puing kini menutupi wilayah tersebut dan menyebut upaya pemulihan serta pencarian korban sebagai pekerjaan yang nyaris mustahil tanpa bantuan besar-besaran.
Kantor Netanyahu mengonfirmasi bahwa salah satu jenazah yang dikembalikan Hamas telah diidentifikasi sebagai Eliyahu Margalit, dan dalam pernyataan terpisah ia juga menegaskan niatnya untuk maju lagi dalam pemilihan umum Israel tahun depan.